RRI Ende Mewadahi Bakat Kaum Muda

 


Awal ajang pencarian bakat di Indonesia, khususnya di televisi, bermula dari Asia Bagus, di TVRI tayang pada tahun 1992. Tahun 1996 Asia Bagus dipegang oleh RCTI. Lalu muncul Akademi Fantasi Indosiar (AFI) pada tahun 2003. AFI diadaptasi dari La Academia di Meksiko, setelah sebelumnya diadaptasi oleh Malaysia melalui tayangan bernama Akademi Fantasia. Indonesian Idol yang bertahan hingga saat ini bermula sejak tahun 2004, ditayangkan di RCTI. Sebenarnya ajang pencarian bakat sudah ada sejak dulu. Coba ingat-ingat. Kalau saya sih selalu ingat tentang lomba karaoke baik tingkat lingkungan maupun tingkat kelurahan. 

Apa kabarnya The Willis Clan?

Rata-rata ajang pencarian bakat ini berkisar di dunia tarik suara. Alhamdulillah muncul juga Indonesia Mencari Bakat di TransTV. Ajang pencarian bakat yang satu ini tidak hanya fokus pada bakat tarik suara, tapi juga mengeksplor bakat-bakat lainnya di luar dunia tarik suara. Sebelum Indonesia Mencari Bakat sebenarnya sudah ada Gong Show tapi cakupannya bukan se-Indonesia. Indonesia Mencari Bakat merupakan Indonesia's Got Tallent, salah satu fransais got tallent di dunia. Kalian pasti tidak asing dengan America's Got Tallent kan?

Di Kabupaten Ende, sejak dulu (saya harus riset tahun berapa dimulai) sudah ada ajang pencarian akat di bidang tarik suara yang merupakan ujung tangan dari Bintang Radio Indonesia. Namanya Bintang Radio RRI Ende atau lebih dikenal dengan nama Bintang Radio. Iya, Bintang Radio ini diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia Ende. Setiap pemenang di tingkat RRI Ende akan dikirim ke tingkat yang lebih tinggi hingga ditentukan juara umum se-Indonesia. Keren kan? Anak daerah juga berprestasi di kancah nasional.


Saya dikirimi pamflet di atas dari Mami Gedinji (Lady Badin) sahabat yang bekerja di RRI Ende. Tapi yang paling keren saya juga dikirimi pamflet yang satu ini:


Yeeeaaayyyy! Lomba Bercerita Anak 2022. I'm so happy to know this. Pertama, saya menyukai anak-anak lebih dari saya menyukai es boba 😂 Setiap hari bermain dengan anak-anak, mendengarkan mereka berceloteh di teras Pohon Tua, kadang main kuis-kuisan dengan mereka. Anak harus diikutsertakan dalam lomba-lomba seperti ini sebagai pemicu mereka untuk lebih banyak membaca dan berlatih public speaking. Sejak dini anak diajarkan untuk mampu menguasai diri di depan banyak orang. Lomba-lomba semacam ini diperlukan sebagai pendukung pembentukkan karakter anak.

Saya jadi ingat dua buku yaitu Anak Bukan Kertas Kosong dan Bakat Bukan Takdir

Pendidikan itu bukan menanamkan, melainkan menumbuhkan. Pendidikan bukanlah mengubah beragam keistimewaan anak menjadi seragam, melainkan menstimulasi anak untuk menjadi dirinya sendiri. (Anak Bukan Kertas Kosong, Halaman 46).

Artinya, melalui beragam lomba, orangtua jadi tahu ke mana arah bakat anak tersebut sehingga anak dapat menjadi dirinya sendiri. Sebagaimana dikatakan oleh Mohammad Syafei, Tokoh Pendidikan Indonesia: “Jangan minta buah mangga pada pohon rambutan, tapi jadikan setiap pohon buahnya manis.” Adalah bagus jika pada usia dini anak diikutsertakan dalam berbagai lomba atau kompetisi, hal tersebut memang bagus dilakukan. Ini sama saja dengan penyaringan. Dari sepuluh lomba yang diikuti anak, misalnya, orangtua jadi tahu bahwa ternyata si anak menonjol (bahkan menjadi juara) di jenis lomba tertentu.

Ketika ingin tahu, anak akan bergerak dengan kemauannya sendiri. Ketika diperintah, anak bergerak mengikuti kemauan orang lain. (Anak Bukan Kertas Kosong, Halaman 89).

Tapi bagaimana jika anak kemudian menjuarai semua jenis lomba yang ia ikuti? Itulah anak super. Bernyanyi dia juara, menggambar dia juara, public speaking dia juara, menulis dia juara, memasak dia juara, bahkan pengetahuan umum pun dia juara. Tinggal orangtua mengasah mental/moral bahwa semua kebaikan yang ia miliki tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. Jangan menjadi sombong karena kemampuan-kemampuan itu.

Benih padi tidak bisa menjadi tanaman jagung, benih jagung tidak bisa menjadi tanaman padi. Pendidik bisa menuntun, tetapi tidak bisa mendikte apa yang sudah menjadi kodrat anak. (Anak Bukan Kertas Kosong, Halaman 42).

Si anak super kemudian harus tetap berjalan pada satu track utama tanpa menampik bakat-bakat lainnya. Ambil contoh diri saya sendiri. Meskipun sejak kecil selalu bernyanyi, minat saya sesungguhnya di dunia tulis-menulis, makanya saya memilih jurusan Bahasa saat SMU. Tapi kemudian karena keadaan saya memilih kuliah di jurusan Ilmu Hukum. Pada akhirnya saya bekerja sebagai 'wartawan kampus' tanpa meninggalkan minat saya di dunia tulis-menulis (artikel ilmiah, artikel opini di blog, dan novel) yang juga sama-sama mendatangkan uang. Bahkan, kebisaan bikin video juga berbuntut sama. Di luar pekerjaan utama (track utama) saya juga menerima upah untuk hobi di dunia video dan public speaking. Urusan bernyanyi masih saya lakoni di dalam kamar bersama sebuah gitar andalan 😂 

Hidup memang harus penuh warna. Tapi saya bukan anak super hahaha. Cuma anak kepo yang terlalu suka makan puji.

RRI Ende adalah institusi besar yang mewadahi bakat kaum muda di Kota Ende, dan umumnya di Kabupaten Ende. Tidak hanya Bintang Radio, Lomba Bercerita Anak, ataupun yang marak akhir-akhir ini RRI Fashion Week, tapi pihak RRI Ende juga mengundang orang-orang hebat, baik anak muda maupun kaum perempuan, untuk ikut bicara sebagai narasumber. Mereka mewartakan kebaikan yang terjadi di daerah dengan sangat baik. Meskipun saya bukan lagi pendengar radio, tapi saya masih bisa memperoleh informasi tentang semua itu melalui media sosial. Oooh ada lomba ini. Oooh ada kompetisi itu. Sehingga, RRI Ende tidak saja dikenal sebagai institusi pemberitaan, melainkan institusi yang turut aware akan potensi dan bakat kaum muda di daerah.

Kalian harus baca ini: Guru TK Pun Harus Menyiapkan Materi Pembelajaran Online.

Karena semua keponakan saya sudah tidak mungkin lagi mengikuti Lomba Cerita Anak oleh RRI Ende ini, maka saya menyemangati para cucu. Sayangnya, baru satu saja cucu saya yang usianya sudah boleh ikut serta. Yang lainnya masih dalam tahap lomba mewarnai saja 😂 Sedangkan Bintang Radio ... oleee Thika sudah geleng kepala kuat-kuat. Maklum, bernyanyi sebagai hobi sih iya, tapi untuk ikutan ajang Bintang Radio, lebih baik mengaku dari awal tidak bisa 😅 Manapula dia bilang, "Sa pung umur ni su tua ko, Encim." 😂

Semoga kedua lomba di atas, yang diselenggarakan oleh RRI Ende, dapat menjadi magnet kaum muda di Kabupaten Ende. Dan semoga RRI Ende terus bergeliat melahirkan ide, gagasan, dan inovasi, demi menggali potensi/bakat kaum muda Ende.

Mudah-mudahan bermanfaat.


Cheers.

1 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Musti sering2 ada lomba2 seperti ini biar ada penyaluran bakat2 anak muda , lomba apapun itu 👍

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak