Konten Prank Demi Kesenangan Pribadi

 


1 Mei 2020, Jum'at, Ferdian Paleka, M. Aidil, dan Tubagus Fadilah Achyar membuat konten video prank. Mereka membagikan bingkisan sembako kepada para waria yang mangkal di Jalan Ibrahim Adjie, Kiaracondong, Kota Bandung. Isi bingkisan itu ternyata bukan sembako melainkan sampah dan batu. Video prank itu lantas viral, tapi viral dalam perspektif kenakalan cenderung kejahatan. Setega itu nge-prank sesama manusia untuk kebutuhan paling dasar manusia mencari nafkah. Sembako. 

Awas kalian di-Cancel Culture dan Boikot.

Ferdian dan dua temannya kemudian dilaporkan pada pihak Polrestabes Bandung oleh para korban. Tubagus diserahkan oleh orang tua ke pihak kepolisian sedangkan Ferdian dan Aidil memilih kabur ke Palembang. Belum sampai Palembang, mereka ditangkap pada tanggal 8 Mei 2020, oleh Tim Satreskrim Polrestabes Bandung dan Ditreskrim Polda Jabar saat keluar dari Pelabuhan Merak. Beruntung mereka dimaafkan oleh para korban sehingga pada tanggal 19 Mei 2020 dicapai kesepakatan damai dan korban mencabut laporannya.

Baru-baru ini terjadi pula prank yang luar biasa mengejutkan.

Nge-prank polisi, dilaporkan ke polisi!

Itulah yang dialami oleh Baim Wong dan Paula Verhouven (artis; pasangan suami isteri). 1 Oktober lalu, Baim dan Paula bekerja sama, di mana Paula melaporkan diri pada Polsek Kebayoran Lama bahwa dirinya mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh Baim. Adalah benar terjadi pelaporan. Adalah palsu telah terjadi KDRT. Video tersebut lantas di-take down alias menghilang dari Youtube, namun potongan video masih bisa ditonton dalam konten-konten yang membahas tentang ulah Baim dan Paula yang dipandang sangat tidak terpuji.

Sahabat Polisi Indonesia melalui Direktur Sosial dan Budaya Sahabat Polisi Indonesia Tengku Zanzabella lantas melaporkan/mengadukan perbuatan Baim dan Paula ke Polres Metro Jakarta Selatan pada 3 Oktober 2022. Dari berbagai berita yang saya baca, meskipun sudah meminta maaf, keduanya tetap dilaporkan oleh pihak lain selain Sahabat Polisi Indonesia. 

What is prank?

Menurut Kamus Cambridge, prank adalah a trick that is intended to be funny but not to cause harm or damage. Personaly, saya kurang setuju dengan kalimat 'but not to cause harm or damage'. Karena itu bisa membahayakan dan merusak. And it's not funny at all

My personal opinion, prank dilakukan semata-mata untuk kesenangan pribadi; senang melihat orang lain terkejut/kaget, senang melihat orang lain percaya dan bahagia pada kepalsuan (yang belum terungkap atau akan terungkap dalam hitungan detik), senang melihat orang lain marah-marah, senang melihat orang lain sedih. Senang bisa ngerjain orang. Dalam ranah privat, prank masih dapat diterima. Saya pernah menangis gara-gara di-prank Bapa sepulang beliau menerima buku rapor. Bahaya nih anak, tidak kelas, tidak dapat hadiah. Tidak ada kepentingan publik di situ. Penontonnya cuma Mama dan kakak-kakak. Dan saya pikir yang dilakukan Bapa waktu itu hanya untuk bersenang-senang meskipun saya sudah kena mental duluan.

Di level sosial kemasyarakatan, Ferdian, Aidil, dan Tubagus telah melanggar norma-norma yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Menipu lebih dari seorang, direkam, lantas disebarluaskan. Para korban dirugikan secara moril; bahagia tapi ternyata dibohongi, malu karena kebahagiaan semu mereka tersebar luas di internet. Untuk apa Ferdian cs. melakukannya? Demi kesenangan pribadi. Buktinya mereka tertawa-tawa di dalam mobil usai nge-prank. Senang melihat korban larut dalam kebahagiaan semu mendapat bingkisan sembako, senang videonya menjadi viral dan ditonton jutaan orang, senang pula jika video viral tersebut kemudian mendatangkan uang.

Di level yang lebih tinggi, Baim dan Paula melibatkan institusi negara (publik). Maka tidak heran, kemarahan publik pun tidak dapat dibendung. Ini prank yang parah, menurut saya, karena dua hal. Pertama: Institusi Polri sedang disorot oleh masyarakat Indonesia (mungkin masyarakat dari negara lain juga menyoroti hal ini) tentang kasus penembakan Brigadir J. Kedua: Masyarakat Indonesia, khususnya penggemar Lesti Kejora, sedang sangat marah pada kasus KDRT yang dilakukan oleh Rizky Billar terhadap Lesti.

Mengapa Baim dan Paula melakukannya? Demi kesenangan pribadi. Senang melihat petugas polisi terkejut atas laporan Paula, senang videonya menjadi viral dan ditonton jutaan orang, senang pula jika video viral tersebut kemungkinan akan menambah viewers dan mendatangkan uang. Tapi videonya sudah di-take down, ya, jadi kemungkinan menambah viewers dan mendatangkan uang dapat di-skip.

Yuk dibaca Sosialisasi UU PKDRT Sebelum Perkawinan.

Prank berbahaya dan merusak. Berbahaya karena orang yang di-prank dapat terganggu secara mental. Institusi yang di-prank terganggu secara nama baik. Menimbulkan rasa malu. Saya tidak punya kepentingan apa-apa dengan Ferdian cs. maupun pasangan Baim dan Paula. Namun perbuatan mereka telah diberitakan dan dibahas se-Indonesia. Sehingga dapat menjadi pelajaran penting bagi kita semua. 

Tapi bagaimana dengan perbuatan orang-orang yang pada akhirnya justru memberikan sesuatu? Itu bukan prank melainkan social experimentA social experiment is a type of psychological or sociological research for testing people's reactions to certain situations or events. Ada perbedaan yang sangat besar di sini. Jangan pernah social experiment disamakan dengan prank karena konklusinya beda. Mudah-mudahan bermanfaat.


Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak