Anak-Anak Berbakat yang Mengguncang Dunia


Siapakah Bella Devyatkina? Bocah perempuan yang menguasai delapan bahasa. Russian, English, French, Spanish, Italian, German, Mandarin, Arabic. Dalam tayangan Little Big Shots Australia si imut Bella yang saat itu berusia empat tahun sudah pandai berbicara tujuh bahasa. Saat ini, mengintip akun Instagram-nya, Bella telah berusia sembilan tahun dan menguasai delapan bahasa 😬 Usia sembilan tahun saya baru bisa dua bahasa: Bahasa Indonesia dan bahasa tubuh (apa lagi kalau sedang ngambek) 😂 Selain cerdas, Bella juga very good looking girl.

Boleh juga nih Edukasi Anak Melalui Acara Anak Tidak Harus di Televisi.

Credit: Instagram Bella.

Bella dan anak-anak berbakat lainnya tampil dalam program seri televisi (NBC) Little Big Shots  atau disingkat LBS (awalnya di Amerika) yang diproduseri oleh Steve Harvey dan Ellen DeGeneres. LBS menampilkan anak-anak berbakat yang diwawancarai oleh host di hadapan audiens. Mereka tidak sedang berkompetisi. Mereka hanya tampil dan unjuk kebolehan. Beginilah seharusnya konsep pencarian dan pamer bakat itu. Bukan karena iming-iming hadiah sejumlah nominal ribuan orang bertalenta harus rebut-rebutan perhatian juri dan penonton. Lebih baik yang macam begini saja ya ... setiap yang tampil unjuk gigi kemudian dikasih hadiah. 

Ah ... sudahlah. Siapa sayaaaaa ha ha ha 😄

Indonesia pun tak kalah saing. Dari ACS Secondary School Jakarta, datang kakak-adik super smart. Mischka Keia Aoki (13 tahun) dan Devon Kei Enzo (12 tahun). Ibu mereka adalah desainer ternama khusus pakaian anak-anak. Rancangan Winnie Aoki, asal Surabaya, dipakai sama anak-anaknya Beyonce, Sarah Jessica Parker, hingga Victoria Beckham. Perihal ayah Mischka dan Devon sudah saya cari-cari tapi belum ketemu informasinya. Hanya saja dalam wawancara besama Helmy Yahya diketahui sang ayah jago di bidang bisnis teknologi begitu. Kalau kalian tahu, bagai tahu di komen, please.

Memangnya, apa hebatnya Mischka dan Devon?

Credit: MischkaDevon.

Keduanya memang sudah sering menjadi juara dan menyabet penghargaan tapi paling seru itu selama masa Covid-19 sekitar 2020 sampai 2022, mereka meraih 94 medali dari berbagai olimpiade dan perlombaan seperti Matematika, sains, dan public speaking. Di antaranya menyabet Diamond Medal dan Silver Medal dalam ajang World Mathematics Invitational 2021 dan International Geography Olympiad 2021. Mereka ingin menjadikan tahun 2022 sebagai the year of giving back. Selain fokus mengikuti olimpiade-olimpiade Matematika, ingin fokus memberikan kesempatan pada anak-anak di seluruh Indonesia untuk juga mengikuti olimpiade-olimpiade di kancah internasional. Mereka sudah memulai program beasiswa Sejuta Impian Indonesia Berprestasi di mana mereka juga memberikan bimbingan dan anak-anak yang dibantu itu juga sudah memberikan medali emas untuk Indonesia.

😦😦😦 Booom! 💣💢

Belajar adalah hobi. Tapi bukan berarti mereka tidak bergaul. Mischka dan Devon punya bestie loh, punya circle, masih ngumpul, jalan-jalan, dan nonton film bareng teman-teman mereka itu. Oh ya, kalian bisa mengintip kegiatan mereka melalui MischkaDevon[Dot]Com. Mischka sendiri kelak ingin menjadi pengacara sementara Devon ingin menjadi seperti Elon Musk.

Tepuk tangan sampai telapak tangan memerah. 

Mungkin ada masyarakat Indonesia yang bilang, "Ah, itu kan karena mereka berasal dari keluarga kaya raya, tinggal di kota besar, dan diberikan fasilitas oleh orang tua."

Darling, itu pemikiran yang keliru. Mari kita lihat anak daerah.

Dari Kabupaten Ende, banyak anak-anak berpestasi lainnya. Lihat saja 3 siswa SMA Katolik Syuradikara Ende lolos Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang diselenggarakan oleh Puspresnas Kemendikbud untuk kategori Gitar Solo, Desain Poster, dan Komik Digital. Dari tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur ke tingkat nasional. Ketiga anak berbakat itu adalah Lukanus Lucky Ngaba peserta yang menjuarai Gitar Solo, Ignatius Jonathan Fritzie yang menjuarai Komik Digital, dan Joseph Vivaldi Tolok yang menjuarai Desain Poster. Ketiganya melenggang ke kancah nasional. Anak-anak zaman sekarang ya ... bikin iri sekaligus bangga dobel-dobel. Mereka membuktikan bahwa telepon genggam tidak boleh mengontrol hidup tetapi merekalah yang harus mengontrol waktu agar imbang antara senang-senang dan serius.

Credit: EkoraNTT.

Melihat anak-anak berbakat ini, saya pikir lingkungan keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam menggali dan mengembangkan potensi anak. Orang tua (keluarga) dengan sistem pendidikan keluarga yang disiplin, tentu akan menghasilkan anak-anak berbakat (yang mengguncang dunia ini). Orang tua bisa melihat bakat anak atau mendorong anak untuk mencintai mata pelajaran di sekolah. Untuk jago Matematika, misalnya, anak tidak perlu harus dibekali laptop mahal, kamera, dengan berbagai aplikasi sunting video pendukung layaknya anak-anak yang tertarik pada dunia videografi. Juara Matematika berkaitan dengan metode, rumus, dan giat belajar. Betul kan? 😂 Macam jargon mereka, Mathematics is fun! Orang tua juga harus fun dalam mendorong daya belajar anak-anak.

Dari bidang olah raga, anak Ende juga layak diacungi jempol. Salah satunya Dignasia Aldini Pongge yang akrab disapa Putri. Dari silsilah keluarga, Putri adalah keponakan saya. Sejak kelas V SD Putri sudah masuk INKAI di Ende. Putri meraih Sabuk Hitam Terbaik Ujian DAN 1 INKAI Nasional Tahun 2022 asal Kabupaten Ende. Dalam kesempatan lain, Putri juga telah mengharumkan nama Kabupaten Ende melalui medali Juara I kategori Kata Beregu, Juara II Komite, dan Juara III Kata Perorangan dalam Kejuaraan Karate INKAI Se-NTT "INKAI Prestasi", Gazhuku, dan Ujian DAN Nasional 2022.

Credit: Pak Marsell.

Wah Putri, luar biasa sekali, Nak! Membanggakan.

Apa sih yang menyebabkan anak-anak berbakat ini kemudian menjadi begitu menonjol dari anak-anak lain seusia mereka?

Izinkan saya membuat konklusi:

1. Lingkungan keluarga yang mendukung.
2. Lingkungan pertemanan yang positif.
3. Rasa percaya diri pada kemampuan diri sendiri.
4. Difasilitasi baik oleh orang tua maupun keluarga.

Difasilitasi dalam hal ini dukungan-dukungan lain misalnya menemani anak belajar, mengantar anak ke tempat kegiatan ekstra di luar dunia akademik, sampai menyiapkan makanan sehat untuk anak-anak.😍

Dalam konklusi saya di atas, tidak ada kata kaya atau miskin. Karena bakat dan prestasi tidak tergantung pada kondisi perekonomian keluarga. Setidaknya melalui bahasa/kalimat yang berbeda, mereka diajarkan bahwa belantara kehidupan ini hanya akan mempertontonkan dua hal saja: keburukan dan kebaikan. Kalian bisa memilih menjadi terkenal karena hal-hal buruk, atau menjadi terkenal karena hal-hal baik. Dan yang bisa saya lihat dari anak-anak berbakat di dalam artikel ini, mereka berperilaku sopan, bertutur santun/baik, dan sangat menghormati orang lain. Kunci-kunci penting kehidupan telah tertanam dalam pribadi mereka.

Coba dibaca: Banyak Peluang Bagi Mahasiswa Unjuk Kemampuan.

Suatu saat nanti, ingin sekali anak-anak saya kelak menjadi anak-anak berbakat dan berprestasi seperti Bella, Valdi, Mischka, atau Putri. Paling pertama anak (saya kelak) harus diajarkan tentang budi pekerti melalui pendidikan agama. Melihat pula kesenangan mereka di bidang mata pelajaran tertentu, dan bakat mereka di bidang apa, itu yang harus diasah. Hidup mereka harus seimbang antara agama, membaca buku, menulis, dan mengisi hidup dengan kegiatan-kegiatan ekstra yang bermanfaat seperti di bidang olah raga maupun di bidang seni. Selanjutnya, biarkan usaha mereka dan izin Tuhan yang akan menentukan akan jadi apa mereka ketika dewasa nanti.

Amin 😁 Semoga mimpi ini tidak ketinggian.


Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak