Steward Dalam Sepak Bola Bukan Nama Orang

 


Saya bukan penggemar sepak bola. Menonton pertandingan sepak bola karena terlibat sebagai panitianya. Yapertif Cup atau sekarang dikenal dengan nama Ema Gadi Djou Memorial Cup (EGDMC) sejak sekitar tahun 2013, EL Tari Memorial Cup (ETMC) 2017 di Kota Ende, hingga Tri Warna Soccer Festival 2019 (Bupati Ende Cup). Dalam kepanitiaan selalu kebagian seksi publikasi dan dokumentasi. Terakhir dalam perhelatan Tri Warna Soccer Festival 2019 saya kebagian seksi lomba mural. 

Ini dia Triwarna Soccer Festival.

Sabtu, 1 Oktober 2022 menjadi hari paling kelam dalam catatan sejarah sepak bola di Indonesia. Kekalahan AREMA FC (Malang) dari PERSEBAYA (Surabaya) di Stadion Kanjuruhan - Malang menyebabkan ketidakpuasan Aremania. Oknum Aremania memasuki lapangan (pitch invasion) dan mengakibatkan keributan dengan aparat keamanan. Pihak keamanan kemudian menembak gas air mata, mencoba untuk mengendalikan situasi, agar tidak terjadi aksi anarkis. Padahal penggunaan gas air mata dilarang oleh FIFA. Tapi sudah terjadi. 131 orang kehilangan nyawa, lainnya mengalami cidera.

Valentino Simanjuntak (Bung Jebreeet), seorang presenter dan komentator sepak bola, lantas mengundurkan diri dari dunia presenter dan komentator sepak bola Indonesia. Bung Jebreeet mengaku tragedi Kanjuruhan begitu 'keras' memukul mentalnya. Dari obrolannya bersama Deddy Corbuzier dalam Close the Door, saya jadi tahu bahwa dalam dunia sepak bola juga ada steward. Menurut Bung Jebreeet, steward dapat bekerja sama dengan aparat keamanan yang di Indonesia tentu melibatkan anggota polisi dan TNI, steward pun dapat terdiri dari anggota polisi dan TNI.

Menukil dari Sports Grounds Safety Authority, steward adalah individu atau sekelompok orang yang ditempatkan di lapangan olah raga untuk menjaga keamanan (dan keselamatan). Steward sangat terlatih dengan baik dan dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai, yang berperan untuk menyediakan lingkungan (situasi) yang aman, nyaman, dan ramah. Steward yang dikenal juga dengan istilah marshal memberikan interaksi langsung dan berkelanjutan antara pengelola lapangan dan penonton. 

Tugas utama steward antara lain untuk membantu sirkulasi penonton, mencegah kepadatan, mengurangi kemungkinan dan insiden gangguan, menyediakan sarana untuk menyelidiki, melaporkan, dan mengambil tindakan dini dalam suatu insiden. Dengan demikian, upaya individu dan sikap steward dapat memiliki pengaruh yang kuat untuk mencapai kondisi aman.

Jadi steward ini justru tidak boleh menonton pertandingan sepak bola, melainkan memantau situasi, melihat adanya kemungkinan terjadi kerusuhan, dan lain sebagainya. Misalnya di satu titik penonton terpantau bakal terjadi kerusuhan, maka steward akan mendatangi titik itu dan melakukan pendekatan persuasif. Jika dipandang sudah tidak dapat ditangani, si penonton baik sendiri maupun berkelompok digiring/diamankan keluar stadion agar tidak terjadi kerusuhan lanjutan.

Uh wow. Ini informasi yang benar-benar baru bagi saya.

Pernah jadi pembawa Fair Play Flag.

Tragedi Kanjuruhan harus menjadi pelajaran bagi kita semua. Segala sesuatu berbau kompetisi (pertandingan, perlombaan, olimpiade, dan lain sebagainya) tentu harus ada yang menang dan kalah. Pemenang jangan sombong. Yang kalah harus berbesar hati. Jika klub kesayangan kita selalu menang, bukan berarti tidak bisa kalah. Demikian pula sebaliknya; jika klub kesayangan kita selalu kalah, bukan berarti tidak bisa menang. Semoga tragedi ini tidak menyurutkan semangat sepak bola dalam diri kita semua. Turut berduka bagi korban dan keluarga korban. Yang meninggal dunia kita doakan bersama agar amal ibadahnya diterima olehNya.


Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak