Ngoblog Soal Digital Marketing Bareng Nunik Utami di Live IG


Ngoblog Soal Digital Marketing Bareng Nunik Utami di Live IG. Silahkan baca dulu pos berjudul Mengintip Talkshow Keren a la Blogfam di Live Instagram. Ya, reborn kali ini Blogger Family (Blogfam) betul-betul mantul karena diisi dengan kegiatan talkshow yang dijadwal secara berkala di live Instagram. Baik narasumber maupun host-nya sama-sama anggota Blogfam. Materinya pun luar biasa. Mulai dari kepenulisan buku anak, foto pakai telepon genggam, hingga podcast. Itu berarti anggota Blogfam memang luar biasa karena untuk talkshow bergengsi pun belum perlu mengundang narasumber dari luar Blogfam. Sombong? Tidak. Kenapa sombong? Ini kan kenyataan yang tidak bisa dihindari lagi. Hehe.

Baca Juga: Guru TK Pun Harus Menyiapkan Materi Pembelajaran Online

Sebagai salah seorang anggota Blogfam, saya pun menjadi host pada edisi ke-empat talkshow ini. Sementara itu sampai dengan saat ini talkshow masih berjalan, menghadirkan narasumber-narasumber kece badai tralala yang rugi banget kalau sampai kalian tidak menonton dan berinteraksi. Soalnya selain berbagi informasi ada juga doorprize-nya. Anyhoo mungkin kalian bertanya-tanya apa kaitannya Ngoblog (Ngobrol Bareng Blogfam) sama #SelasaTekno. Sangat berkaitan, gengs. Pertama: Ngoblog dilakukan melalui sistem digital/internet. Kedua: Kak Nunik Utami bicara tentang atau temanya adalah Ditigal Marketing.

Ngoblog waktu itu agak molor karena ternyata di rumah Kak Nunik listrik padam. Sambil menunggu, sambil saya menyapa teman-teman yang sudah siap menunggu materi digital marketing itu.

Berdasarkan hasil talkshow, izinkan saya membikin rangkuman berikut ini.

Pada zaman dahulu kita menjual segala sesuatu secara konvensional/tradisional: di pasar, di toko, dari pintu ke pintu, juga dari mulut ke mulut. Tapi sejak ada internet, kemudian menjamurnya media sosial, tren berjualan pun mengikuti perkembangan zaman (internet). Para pedagang dapat memanfaatkan internet, dalam hal ini media sosial untuk menjual barang dagangan mereka. Media sosial itu antara lain blog, Youtube, Facebook, Instagram, Twitter, Tumblr, dan lain sebagainya. Tidak lupa aplikasi mengobrol seperti WhatsApp, Telegram, dan sebangsanya. Meskipun hanya menjangkau para pengguna internet, tetapi digital marketing sangat ampuh. Ada unsur efektif dan efisiennya. Secara waktu, tentu lebih hemat. Secara biaya, bisa sekalian dengan biaya pribadi menggunakan internet dan tidak perlu membangun toko/kios fisik.

Selain menggunakan media sosial pribadi, para pedagang juga bisa memanfaatkan market place (e-commerce) seperti Lazada, Tokopedia, Blibli, Shopee, hingga Buka Lapak. Caranya: secara umum cukup mendaftarkan toko di market place tersebut dan mengikuti semua syarat yang ditentukan. Kalau tidak salah, sebagai penjual, kita baru boleh menerima uang pembelian barang dari pengelola market place setelah barang yang dikirimkan tiba di tujuan atau diterima oleh pembeli. Kalau saya salah, mohon koreksi.

Digital marketing tidak selamanya bermakna kita/pedagang menjual barang dagangan melalui internet (media sosial). Digital marketing juga bermakna mem-branding diri. Bagi para blogger dan youtuber, branding diri ini penting. Karena sejatinya bagi blogger dan youtuber yang hendak meraih keuntungan dari blog dan channel Youtube, harus pandai 'menjual diri'. Pedagang memang bisa menjual barang dagangan melalui blog dan Youtube, tetapi mereka juga bisa memperoleh keuntungan lain apabila blog dan Youtube-nya dikelola dengan baik. Semua blogger dan youtuber pasti tahu tentang hal ini.

Apakah tren digital marketing akan mengalahkan atau melumpuhkan pasar konvensional? Tentu tidak. Meskipun arah ke digital marketing semakin kuat, seperti beberapa petani menjual hasil panen melalui internet (dikelola oleh Bumdes), tapi begitu banyak orang masih memilih pasar konvensional. Buktinya Pasar Mbongawani Ende masih ramai setiap hari, toko-toko pun demikian, bahkan pedagang buah pinggir jalan masih dikerubuti pembeli. Karena apa? Karena masih banyak pedagang yang tidak menggunakan internet bahkan sama sekali tidak tahu soal internet, dan banyak pembeli yang juga tidak menggunakan internet bahkan sama sekali tidak tahu soal internet. Kata Mamatua, ada seni tersendiri berinteraksi dengan para pedagang di pasar. Seni tawar-menawar! Hahaha.

Jadi itu dia rangkumannya, gengs.

Baca Juga: Mengenal PhotoScape Untuk Keperluan Sunting Foto

Kak Nunik Utami adalah contoh paling nyata yang sukses berkiprah melalui digital marketing. Sebagai penulis buku, ia juga memanfaatkan blog dan media sosial untuk mempromosikan buku-bukunya. Sebagai pedagang hijab, ia memanfaatkan berbagai lini agar hijab dagangannya diburu pembeli. Tetapi ada yang harus dipelajari di sini yaitu pandai melihat peluang dan keinginan pasar. Niscaya berkat doa dan usaha insha Allah sukses. Kapankah itu? Mulai dari sekarang. Karena Kak Nunik tidak menunggu harus sempurna untuk memulai. Saya, kalian, mereka, pun juga harus begitu. Mulailah terlebih dahulu. Segala sesuatunya akan kita ketahui dan pelajari seiring berjalannya usaha.

Semoga bermanfaat!

#SelasaTekno



Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak