5 Perkara Yang Saya Sadari Tentang Sebuah Hubungan


5 Perkara Yang Saya Sadari Tentang Sebuah Hubungan. Tumben menulis ini. Memang. Adalah sangat di luar kebiasaan. Saya sendiri juga kaget kenapa mendadak ide ini muncul di kepala pada saat listrik padam, sehingga terpaksa drafnya saya tulis di aplikasi catatan smartphone, karena kuatir idenya menguap. Mungkin karena akhir-akhir ini linimassa media sosial, terutama Facebook, selain dipenuhi status dan share artikel demo RKUHP juga dipenuhi status dan artikel tentang bagaimana seharusnya membina hubungan. Mungkin juga karena selama hampir tujuh bulan terakhir saya memperbaiki dan mengasingkan diri dari perkara-perkara yang mengganggu pikiran dan perasaan. Mungkin. Artinya, tidak pasti.

Baca Juga: 5 Alasan Kalian Harus Berkunjung ke Kabupaten Nagekeo

Tulisan ini adalah tentang diri saya sendiri sebagai seorang perempuan. Perempuan lain mungkin juga butuh membacanya. Refleksi? Bukanlah. Curhat? Ah, Presiden Negara Kuning males curhat hahaha. Apa ya? Terserah kalian mengapresiasinya sebagai apa. Anyhoo, hubungan yang saya maksudnya di sini adalah hubungan asmara. Hubungan asmaranya pun antara lelaki dan perempuan. Kita sepemahaman dulu tentang ini.

Mari lah dimulai.

1. Hubungan Itu Tentang Chemistry


Saya sadari betul. Hubungan itu tentang chemistry. Tentang percikan kimiawi antara dua insan. Tanpanya, jangan coba dipaksakan. Dengannya, beranilah mencoba meskipun duri-duri melukai sampai berdarah-darah. Saya pernah berpikir bahwa lelaki yang bakal menciptakan percikan bersama saya itu harus setampan Orlando Bloom, sekharismatik Richard Gere, sekaya Bill Gates, atau yang jago sihir kayak Harry Potter. Ternyata ... Tidak. Karena chemistry itu sesuatu yang abstrak. Dia muncul bukan akibat dari fisik dan harta benda semata. Ada x-factor yang menyebabkan chemistry itu tercipta. Percayalah, saya sudah pernah melewatinya.

Bagi saya, chemistry itu tentang butterflies in my stomach. Tentang rindu yang tak terbantahkan. Tentang pertanyaan: who the hell are you? Tentang logika yang menguap. Tentang pandangan realistik yang tiba-tiba upside down sampai saya sepertinya tidak mengenal diri saya sendiri. Tentang rasa nyaman ketika bersamanya, face to face in real life maupun face to face by video call. Saya percaya, chemistry itu kekuatan paling dasar dari sebuah hubungan. Seperti lirik lagunya Babyface dan Des'ree. Fire. 

2. Hubungan Itu Tentang Kepastian


Ada lelaki yang tidak suka tentang hal ini. Menetapkan tanggal atau bulan jadian, misalnya. Tapi perempuan, terutama diri saya pribadi, harus punya tanggal jadian (oke, kita pacaran dan saling mengikatkan diri). Tanpanya, saya atau perempuan di luar sana bakal merasa oleng. Sepele memang, tapi percayalah, ini cukup penting. Ada teman yang bilang, pikiran ini muncul di benak saya gara-gara belajar hukum khususnya Hukum Perdata. Tidak juga ... sejak belum mengenal dunia hukum pun saya sudah punya pikiran seperti ini.

Bayangkan saja, jika ada pertanyaan: kapan kalian jadian? Lebih parah pertanyaan: kapan kalian menikah? Terus jawabnya: yaaa eeerrr ya itu tahun lalu entah kapan mendadak sudah jadian, pokoknya gitulah. Atau: mendadak saja kami sudah jadi suami isteri. Haha.

Kapan Indonesia merdeka?
Kapan pelantikan DPR?
Kapan WHO berdiri?

3. Hubungan Itu Tentang Komunikasi


Pentingkah komunikasi dalam sebuah hubungan? Bukankah saya milik kau, kau milik saya, sudah cukup? Bele (Om/Paman), saya bilang ya, komunikasi itu mahapenting meskipun tidak harus maharomantis. Komunikasi tidak perlu harus ada kata 'sayang' dan 'I love you' di dalamnya. Komunikasi, saling bercerita tentang kehidupan masing-masing, selera, warna favorit, kebiasaan, do and don't, keinginan masing-masing apabila hubungan ini diteruskan, bahkan keluarga. Perlulah ini dilakukan. Agar saling tahu baik buruknya. 

Kalau boleh saya tulis, komunikasi adalah jembatan penyeberangan perasaan dua insan yang sudah mau saling mengikatkan diri dalam suatu hubungan. Percayalah, dari komunikasi kita jadi tahu banyak tentang pasangan, yang selama ini mungkin hanya kita ketahui dari omongan dan bisik-bisik orang lain. Bukankah komunikasi juga merupakan elemen penting, secara umum, kehidupan umat manusia? Tanpanya, Upin Ipin takkan bisa belajar di Tadika Mesra. Haha.

Dan, tentu saja, komunikasi adalah penawar dari rindu yang tumpang tindih.

4. Hubungan Itu Tentang Saling Mengerti


Kata 'saling' ini harus diperhatikan. Karena, kadang lelaki mau dimengerti terapi tidak mau mengerti perempuan. Demikian pula sebaliknya, kadang perempuan hanya mau dimengerti tanpa mau mengerti si lelaki, gara-gara keseringan dengar lagunya Ada Band - Karena Wanita Ingin Dimengerti. Oleh karena itu, perhatikan kata 'saling'. Saling mengerti. Saat lelakinya sibuk, perempuan harus bisa mengerti. Demikian pula saat perempuanya sibuk, lelaki harus mengerti. Terutama jika keduanya sama-sama punya tingkat kesibukan super tinggi.

Tapi ingat, jangan pernah mengerti terhadap pasangan yang selingkuh. Itu kedunguan tingkat dewa. Oh saya sangat mengerti pasangan saya jadi saya ijinkan dia selingkuh. Mengertilah apabila dia tidak bisa menghubungi terus-menerus. Mengertilah apabila dia harus mementingkan keluarga dan teman-temannya terlebih dahulu. Mengertilah apabila dia harus tunduk pada atasannya karena di situlah sawah dan ladangnya.

Sebagai perempuan, tentu saya atau kalian ingin bisa mengerti si lelaki. Dan saya ingin semua orang mengerti bahwa apabila hubungan baru sampai tahap pacaran, janganlah meminta semua waktunya. Karena, sebelum mengenal kita dia sudah lebih dulu mengenal orangtuanya, kakak adiknya, keluarganya, tetangganya, teman-temannya. Apalah kita yang datang di pertengahan hidupnya? Makanya, saya paling anti sama pacar dan/atau isterinya teman yang suka menghalangi pertemanan atau persahabatan. Hei, kalau saya mau, sudah dari dulu saya kawin sama lakimu itu. Hahaha. Bercandaaaaa.

5. Hubungan Itu Tentang Harapan Bersama


Harapan sebuah perselingkuhan akan menimbulkan masalah besar. Pasangan si dia pasti tidak bisa menerimanya. Tapi harapan dua orang yang berpacaran dan/atau ta'aruf, dengan kondisi sama-sama bujang, itu pasti ada. Mana ada manusia yang maunya pacaran terus tanpa punya harapan duduk di pelaminan dan membina rumah tangga. Jadi tidak salah kalau saya menulis, hubungan itu tentang harapan bersama. Harapan ini dapat tercipta apabila telah lebih dulu tercipta chemistry, kepastian, komunikasi, dan saling mengerti.

⇜⇝

Setelah menulis semua di atas, lalu membacanya kembali, saya merasa lucu. Betul-betul ini sebuah ide yang tidak biasa untuk pos blog ini, tapi ide yang biasa untuk catatan pribadi di T-Journal. Meskipun tulisan ini adalah tentang saya pribadi, sebagai seorang perempuan yang belum menikah, namun ini berlaku untuk semua orang: lelaki dan perempuan. 

Baca Juga: 5 Program KKN Uniflor Keren Dalam Pengabdian Masyarakat

Kadang-kadang, ketika menjalani sebuah hubungan, kita berkata dalam hati: jalani saja dulu, biarkan mengalir, nanti juga mentok. Saya bertemu dan belajar dari seseorang yang menolak mentah-mentah kalimat 'jalani saja dulu'. Baginya, tidak ada kata jalani saja dulu. Apabila chemistry sudah tercipta, maka dia akan sungguh-sungguh melakoninya. Setelah lama saya pikir-pikir, ada benarnya. Jalani saja dulu itu semacam keputusasaan tanpa usaha untuk menjadikannya jadi. Atau, jalani saja dulu itu semacam ketidakpastian. Jalani saja dulu ... nanti kalau cek-cok pisah saja. Amboi, perasaan itu kalau bisa bicara dia bakal memaki kita hahaha.

Sekian dulu ya. Feel free kalau mau komentar.

Semoga bermanfaat :)

#KamisLima




Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak