Ribut Berarti Mati dalam A Quiet Place


Beberapa bulan terakhir saya menonton trailer filem-filem diantaranya Wiro Sableng, Deadpool 2, dan A Quiet Place. Rencana menonton Wiro Sableng dan Miles 22 saat tayang perdana di bioskop di Kota Kupang batal, karena penundaan kegiatan wisuda dan rasa was-was berlebihan, kuatir cuti yang terlalu dini bakal bikin saya lupa waktu. Jujur, saya tidak mau kehilangan momen wisuda. Kalian tahu kan, Kupang dan Ende dipisah lautan dan fosil-fosil dinosaurus. Kalau memang hendak ke Kupang, jangan nanggung lah. Lagi pula, secara garis besar saya sudah tahu tentang Wiro Sableng dari novelnya serta serialnya yang dulu tayang di RCTI yang diperankan oleh Kenken. Sama halnya dengan Dealpool 2. Saya sudah menonton Deadpool sehingga di dalam benak saya filem yang kedua ini tidak jauh dari berantem, luka dan darah, tembakan, serta umpatan lelaki kesayangan saya Ryan 'Wade' Reynolds. Tapi A Quiet Place betul-betul misteri. Menonton trailer-nya saja jelas tidak memberikan gambaran utuh.


Dua hari yang lalu, jangan tanya dari mana dan bagaimana, saya berkesempatan menonton A Quiet Place. Yay, akhirnya! 

A Quiet Place adalah filem drama fiksi ilmiah horor Amerika Serikat yang dirilis 3 April 2018 (Indonesia). Filem ini diperankan oleh Emily Blunt, John Krasinski, Millicent Simmonds, dan Noah Jupe. Emily Blunt yang pernah berperan dalam The Girl on the Train dan The Devil Wears Prada ini merupakan isteri dari John Krasinski, baik di dalam A Quiet Place maupun di dalam kehidupan nyata. Asyik ya suami-isteri main filem bareng. Qiqiqiq ;) Skenarionya ditulis sendiri oleh John Krasinski bersama dan berdasarkan cerita oleh Bryan Woods dan Scott Beck.

Para kritikus mengatakan bahwa ini filem yang cerdas yang sangat mengerikan dan menakutkan.

Tapi kalau Wikipedia menulis horor, saya kurang setuju. A Quiet Place lebih tepat disebut filem bertema thriller.

Alkisah keluarga Abbott selamat dari invasi alien di bumi. Lee Abbott (John Krasinski) dan Evelyn Abbott (Emily Blunt) hidup bersama tiga orang anak yaitu Regan Abbott (Milicent Simmonds), Marcus Abbott (Noah Jupe), dan Beau Abbott (Cade Woodward). Sejak awal berjalan sudah digambarkan kondisi Evelyn yang sedang hamil tua. Di sini lah Ocha mulai memprotes.

Ocha: Sudah tahu kondisi tidak memungkinkan, masih juga bikin anak eeee bapa mama!

Saya: Bikin sudah lama macamnya itu, sebelum alien-nya datang. Ini aja sudah hari ke delapan puluh sembilan.

Ocha: Oleeee nana! Nanti melahirkan bagaimana!? Mana bisa bayi diam kah, Encim. Eaaa eaaa eaaa.

Kita tinggalkan Ocha dengan aneka pikirannya tentang kondisi kehamilan dan bagaimana Evelyn melahirkan.

Baca Juga : Girls Like You

Mari mulai dari keluarga Abbott. John, seorang ayah yang sangat dapat diandalkan dan bertanggungjawab pada keluarga, punya ruang kerja bawah tanah tempat monitor-monitor dan radio-radio disimpan. Mencari tahu segala sesuatu tentang invasi alien ini serta kekuatan dan (belum diketahui) kelemahannya. Dia juga membikin alat bantu dengar untuk puterinya yang bernama Regan. Evelyn, seorang ibu yang juga sangat bertanggungjawab pada keluarganya, yang bekerja sangat tenang dalam senyap, dan sedang hamil tua. Regan, puteri satu-satunya usia sekitar 14 (empat belas) tahun yang tuna rungu. Marcus, adik si Regan, usia sekitar 8 (delapan) tahun. Dan Beau yang masih berusia sekitar 5 (lima) tahun.

Cerita bermula ketika keluarga Abbott berada di suatu pusat perbelanjaan yang terlantar. Mereka mencari barang-barang yang bisa digunakan untuk kelangsungan hidup. John mencari barang-barang yang salah satunya untuk membikin alat bantu dengar untuk Regan. Di pusat perbelanjaan itu Beau tertarik dengan pesawat mainan. John menjelaskan pada Beau bahwa mainan itu berbahaya dan baterainya kemudian dilepas. Saat hendak pulang ke rumah, Regan mengambil pesawat mainan dan baterainya, menyerahkan kepada Beau. Dalam perjalanan pulang, saat sedang berjalan di atas pasir yang ditabur sebagai poros jalan mereka di luar rumah itu, Beau membunyikan pesawat mainannya. 

Ya, sampai di sini, tamatlah riwayat Beau diserang alien.

Life must go on

Sampai suatu hari John pergi memancing bersama Marcus, Regan ngambek karena tidak diijinkan ikut lantas kabur dari rumah menuju jembatan tempat Beau diserang alien, dan tinggal si Evelyn sendiri. Ya, saat seperti itulah Evelyn mengalami kontraksi dan air ketubannya pecah. Yang bikin parah adalah Evelyn tidak sengaja menginjak paku yang terangkat gara-gara tersangkut buntelan kain pakaian yang hendak dibawa Evelyn ke luar ruang bawah tanah. Jeritannya meski tidak terlalu kuat, merupakan 'undangan' untuk para alien.

Dan ... ribut berarti mati.

Selama 90 (sembilan puluh) menit ketegangan benar-benar tersaji sempurna di dalam A Quiet Place. Bagaimana Evelyn berjuang melahirkan sendiri di bak mandi, bagaimana Marcus harus melakukan plan B yaitu menyalakan petasan sebagai pengalihan terhadap alien yang sedang berada di dalam rumah, bagaimana Regan sama sekali have no idea bahwa alat bantu dengarnya itu merupakan senjata ampuh melawan alien, bagaimana John yang sangat diandalkan itu kemudian mati, bagaimana, bagaimana, dan bagaimana yang lain. Kalian yang belum nonton, harus nonton. Hehehe.


A Quiet Place, menurut saya, merupakan filem sederhana dengan kekuatan yang tidak boleh dipandang remeh.

Dua Makna

Makna pertama:
Pada awal filem, penonton - terutama penonton yang murni belum pernah tahu trailer-nya, bakal menyangka kata quiet pada judul filem ini merujuk pada Regan. Tuna rungu. Hal ini diperkuat dengan adegan bahasa isyarat oleh keluarga Abbott. 

Makna kedua:
Setelah adegan di jembatan tempat alien menyerang Beau, penonton ngeh bahwa quiet di sini merujuk pada: kau ribut, kau mati.

Konstruksi Sempurna

Kalau A Quiet Place merupakan serial maka saya bakal menulis: episode pilot terbaik. Tapi sekarang ijinkan saya memakai kalimat: konstruksi sempurna. Filem ini dibangun perlahan dengan sempurna. Agar cerita ini menjadi utuh dalam benak penonton, harus menonton sampai selesai. 

Versi Lain Alien 

Bahwa selama ini kalau menonton filem bertema alien kita menyaksikan adegan kejar-kejaran, baku tembak, ribut banget, dan darah hijau meleleh di sana sini. Menonton A Quiet Place, penonton dijauhkan dari semua itu. Alien yang ini tidak punya mata. Dia mengetahui keberadaan manusia lewat suara (kebisingan). 

Akhir Dari Dua Makna

Pada akhirnya, setelah membaca poin dua makna di atas, penonton bakal tahu bahwa musuh terbesar alien di dalam filem ini adalah frekuensi tinggi dari alat bantu dengar yang baru milik Regan, yang dibikin oleh John. Karena kelemahan alien itu adalah frekuensi tinggi baik oleh alat bantu dengar, dari radio, maupun dari televisi. Kalau mendengar itu, pelindung kepala mereka membuka, dan silahkan ditembak. Dor. Wafat.

Tapi setiap filem pasti punya kelemahan kan. Kelemahan atau kekurangan ini yang bakal muncul di benak penonton. Misalnya Ocha yang berkomentar soal kehamilan Evelyn tapi sudah saya jawab. Tapi bukan berarti saya sendiri tidak punya pertanyaan, meskipun saya memuji filem ini.

Kalau api di atas silo lainnya menyala, setelah John menyalakan api di atas silo-nya sendiri, bukankah berarti ada penduduk lain di sekitar yang juga selamat?

Dari mana listrik datang? Generator? Bukankah generator itu juga cukup ribut untuk memancing alien?

Saat memancing, bukankah jelas suara aliran air sungai dapat melindungi suara John dan Marcus? Kenapa ... kenapa mereka tidak pindah saja ke pinggir sungai? Lagi pula sumber makanan juga bisa diperoleh di sungai seperti ikan, misalnya.

Dan pertanyaan terakhir: kenapa John harus mati? Dia cerdas bukan? Kalau John hidup, enak banget ini bisa dilanjutkan dengan A Quiet Place 2.

Mungkin kalau penduduk yang selamat pada bersatu, malah jadi kayak The Walking Dead, hahaha. 


Yah demikianlah A Quiet Place yang sudah kalian tonton April lalu tapi baru bisa saya tonton sekarang. Yang penting rasa penasaran saya sudah selesai setelah menonton filem ini. Pssst, jangan ribut-ribut, awas disambar alien. Qiqiqiq.

Happy Weekend!


Cheers.

31 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. saya ga sempat nonton di bioskop, hasilnya nonton dari internet dan sukses bikin tegang. Jadi penasaran kemunculan alien ini awalnya gimana ya?

    malah saya kira mereka satu2nya yang selamat, ternyata banyak keluarga lain yang bertahan hidup

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemunculan awal tidak diceritakan, cuma dari koran-koran yang ada, terlihat alien menginvasi. Gitu aja ya hahaha. Awalnya saya juga pikir mereka satu-satunya yang selamat ternyata enggak hhahaha :D dari api-api yang menyala dari silo ke silo, jelas ada penduduk lain yang juga selamat.

      Hapus
  2. kalau saya nonton di youtube, walau cuma melihat ending nya. uda kelihatan full filmya, bagaiman isi ceritanya. cuma yang jadi tanya. makhluk itu alien atau mutasi dari makhluk bumi terkena pencemaran limbah nuklir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena memang tidak dijelaskan di filem tersebut, ya kita jadi bertanya-tanya kan ya hehehe :D

      Hapus
  3. Dipisah lautan dan fosil dinosaurus :D
    Wah kalau quiet place saya belum nonton ni. Kalau wiro sableng sudah :)

    Saia follow webnya ya kakk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhah dipisah lautan dan dinosaurus, kayaknya saya sulit berpisah dari dinosaurus ya, Jer :D Waks malah dirimu sudah nonton Wiro Sableng! Huhuhu iriiii.

      Silahkan di-follow, Jer. Makasih.

      Hapus
  4. Sepertinya memang ada keduanya. Dan menunggu bagaimana genderang perang dimulai dengan "diam"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hwaaaaa kalau ada yang kedua, bakal seru. Siapa tahu Regan diajak kerja sama NASA gitu?

      Hapus
  5. Saya malah blm nonton... Waktu itu mo ntn gak jd gara2 ada film lain yg lbh rame haha...

    Film terakhir yg saya tonton kayanya searching deh kmrn...
    Abis itu blm nonton film lagi ampe skrg hahaha...
    Masih nunggu John Wick yg baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ini suka banget nonton tapi ya gitu, kaarena tidak ada bioskop jadi mesti bersabar (halah) hahaha Oia, John Wick! Btw filem lain yang lebih rame itu si Thanos bukan? Hihihihi.

      Hapus
  6. Untung bukan jaman dahulu, kalo nggak dinosaurusnya udh jalan2 sampai ke Ende hihihi...
    Waktu remaja dulu saya hobi baca novelnya wiro sableng, seru juga sih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihhihi kalau dinosaurus jalan-jalan sampai ke Ende, kita bakal bikin pesta kebun yang meriah hahaha :D Iya saya dulu koleksi sih, sampai Bapa marah dan bukunya disumbang ke perpus keliling ;)

      Hapus
  7. Menulis reviewnya mantap juga.. Saya jadi penasaran banget dengan filmya. Sudah lama, saya tidak pernah nonton film dibioskop.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin filem ini sudah tidak ada di bioskop lagi, Mas Bumi. Enak donk bisa nonton di bioskop. Lha di sini tidak ada bioskop :D

      Hapus
  8. Jujur, aku dan si mantan pacar (sekarang suami) gak terlalu menikmati waktu nonton film ini. Malah sempat ketiduran di tengah film. Tapi aku suka ide cerita yang kaya gini, gak tau kenapa, hahaha :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahah biasanya gitu ya, sist, sebelum dan sesudah menikah konon banyak perubahan apalagi membagi waktu itu sulit katanya. Iyess, kita sama dooonk suka sama cerita kayak gini. Bertahan hidup itu kegemaran saya :D

      Hapus
  9. Pinter sekali mbak.... melukiskan secara singkat filmnya.Saya membacanya seperti nonton benaran loh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheheh tengkyu Kang Nata... yuk ditonton :D

      Hapus
  10. Emiliy Blunt cakep banget walau udah emak-emak :D

    BalasHapus
  11. eheeem batuk kecil aja deh beb, biar gak di sambar alien kiki, btw paling gak suka nontong film yang dari awal sampai ahir bikin spot jantung kayak gitu... bisa-bisa kebawa mimpi iiiiiii

    BalasHapus
  12. Tarik nafas dalam dalam aku nonton film ini kak.... saat momen nak melahirkan itu bikin aku rasanya tak pengen liat...tapi penasaran juga... jangan pernah nyata deh ada kehidupan seperti ini... pusing pala barbie gak bisa ribut..hahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahah pusing bener pala berbie manapula kita mana puas kalau ngomongnya pelaaaan nyaris berbisik begitu. RAsanya dunia lama sekali berputar :D wkwkwkw.

      Hapus
  13. saya benar-benar menikmati dan merasakan ketegangan film ini. sejam pertama, begitu senyap. penonton di bioskop gak ada yang berani bicara. bahkan kalau mau makan pop korn aja pelan-pelan.. ahh.. one of my fav movie this year.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahahaah *toss* idenya itu yang luar biasa kan ya hehehe :D

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak