Harry Potter Reboot? Tidak Perlu!

 

Saya penggemar Harry Potter. Sejak tahun 2001-an saat jalan-jalan ke Surabaya, saya sudah mulai membaca Harry Potter and the Sorcerer's Stone. Bukunya milik Mbak Dini, teman kakak sepupu, yang ternyata penggila buku. Lanjut buku kedua Harry Potter and the Chamber of Secrets, dan kemunculan Sirius Black di buku ketiga Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Setelah itu saya kembali ke Ende dan mulai mengoleksi buku-buku lanjutannya.

Harry Potter and the Goblet of Fire.

Harry Potter and the Order of the Phoenix.

Harry Potter and the Half-Blood Prince.

Uniknya buku ke-7 Harry Potter and the Deathly Hallows saya beli di Gramedia Salemba, Jakarta, dengan cara unik. Buku itu masih di gudang dan belum dipajang di rak karena belum dilabeli harga. Dengan alasan ke supervisor, "Tolong lah kak, besok pesawat saya berangkat Subuh dan jauh-jauh ke Jakarta untuk membeli buku ini." Maka buku ke-7 itu mendarat di tangan saya. Tiga hari-an saya menamatkannya di warkop daerah Kabel. Maaf, saya memang berbohong tapi demi Harry Potter, apa sih yang tidak rela saya lakukan?

Selain itu ada pula sekuel panggung dan buku naskah: Harry Potter and the Cursed Child (drama panggung yang menceritakan 19 tahun setelah Relikui Kematian, ditulis oleh Jack Thorne berdasarkan cerita oleh J.K. Rowling, John Tiffany, dan Jack Thorne). Ini juga dirilis dalam bentuk naskah buku. Tentu saja, ada juga seri-seri Fantastic Beasts. 

Dan saat ini isu Harry Potter Reboot bergema. Dimulailah perburuan spoiler-nya. Dan ya, saya merasa tidak perlu Harry Potter di-reboot karena kita semua sudah cukup puas dengan film-filmnya terdahulu yang sudah cukup canggih dan memukau tanpa perlu sentuhan baru. Terutama saya merasa kecewa dengan pemeran Severus Snape.

Snape memang tokoh 50:50 (begitu menurut saya) karena dia bersikap sangat antagonis pada Harry Potter tetapi sebenarnya penuh cinta pada Lily Evans atau Lily Evans Potter. Sorry to say Paapa Essiedu, Alan Rickman tidak bisa digantikan oleh anda. Severus Snape bukan sekadar seorang guru penyihir dengan segudang misteri melainkan si Alan Rickman itu sendiri. Jika dia digantikan ... sungguh saya kehilangan esensi dari Harry Potter. 

Well, Harry Potter Reboot secara resmi sedang dalam pengerjaan sebagai serial TV baru untuk HBO dan Max. Adaptasi ini bertujuan untuk menceritakan kembali ketujuh buku asli J.K. Rowling dengan setia, di mana setiap musim akan didedikasikan untuk satu buku. Menurut informasi, meskipun awalnya ditargetkan tayang pada tahun 2026, serial ini kemungkinan besar akan debut pada tahun 2027. Hal ini disebabkan oleh sifat monumental proyek tersebut, termasuk syuting yang panjang dan mahal, serta pengerjaan CGI pascaproduksi yang ekstensif. Syuting akan dimulai pada musim panas 2025.

Untuk produksinya, J.K. Rowling terlibat sebagai produser eksekutif untuk memastikan keakuratan alur cerita aslinya. Serial ini dikembangkan oleh showrunner Francesca Gardiner dan sutradara Mark Mylod. Produksi akan dilakukan di Warner Bros. Studios Leavesden, Inggris, tempat film-film aslinya juga dibuat.

Jadi, kenapa pula banyak yang menolak Harry Potter Reboot?

Ada beberapa alasan utama mengapa banyak penggemar Harry Potter menolak atau merasa skeptis terhadap reboot serial TV ini, meskipun ada juga yang antusias.

Kontroversi J. K. Rowling

Ini adalah salah satu alasan terbesar. J.K. Rowling, penulis asli Harry Potter, terlibat dalam berbagai kontroversi terkait pandangannya tentang isu transgender. Banyak penggemar. Karena Rowling terlibat sebagai produser eksekutif di reboot ini, sebagian penggemar merasa enggan untuk mendukung proyek tersebut sebagai bentuk protes terhadap pandangan Rowling.

Pemilihan Pemeran Baru

Ikatan Emosional dengan Pemeran Asli: Daniel Radcliffe (Harry), Emma Watson (Hermione), dan Rupert Grint (Ron) sudah sangat melekat di hati para penggemar. Bagi banyak orang, mereka adalah Harry, Hermione, dan Ron yang sejati. Sulit membayangkan aktor lain mengambil alih peran ikonik tersebut.

Perbandingan yang Tak Terhindarkan

Setiap aktor baru pasti akan selalu dibandingkan dengan pemeran aslinya, dan ini bisa menjadi beban berat bagi mereka dan juga sumber kekecewaan bagi penggemar.

Kekhawatiran Race-Swapping atau Perubahan Gender/Orientasi Seksual

Meskipun adaptasi baru bertujuan untuk lebih inklusif dan beragam, beberapa penggemar khawatir bahwa perubahan ras atau orientasi seksual karakter-karakter yang sudah dikenal (misalnya, kontroversi awal tentang pemilihan Paapa Essiedu sebagai Severus Snape) dapat menghilangkan nuansa asli cerita atau dianggap sebagai bagian dari "agenda politik" (wokeness) yang dipaksakan.

Merasa Film Aslinya Sudah Sempurna

Film Sudah Sangat Populer dan Sukses. Film-film Harry Potter yang ada tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga sangat dicintai dan menjadi bagian penting dari masa kecil atau masa remaja bagi banyak generasi. Mereka dianggap sudah berhasil mengadaptasi cerita buku dengan baik.

Tidak Ada Kebutuhan untuk Remake

Bagi sebagian penggemar, remake atau reboot terasa tidak perlu karena film-film sebelumnya sudah menceritakan kisah tersebut secara memuaskan. Mereka lebih memilih cerita baru di dunia sihir (misalnya, sekuel atau spin-off lain) daripada menceritakan ulang kisah yang sama.

Kekhawatiran akan Kualitas dan Konsistensi

Cerita Bertele-tele... Meskipun format serial memungkinkan detail yang lebih dalam dari buku, ada kekhawatiran bahwa cerita bisa menjadi bertele-tele dan kehilangan ritme yang kuat.

Potensi Perubahan yang Tidak Disukai

Meskipun dijanjikan akan lebih setia pada buku, ada ketakutan bahwa adaptasi ini mungkin tetap melakukan perubahan atau interpretasi yang tidak sesuai dengan harapan penggemar, atau justru menambahkan elemen yang tidak ada di buku.

😎

Meskipun demikian, ada juga penggemar yang antusias karena serial ini menjanjikan adaptasi yang lebih setia pada buku, dengan durasi yang lebih panjang untuk mengeksplorasi detail dan sub-plot yang terpaksa dihilangkan dalam film. Namun, sentimen penolakan atau keraguan memang cukup kuat di antara sebagian komunitas penggemar.

Termasuk saya, yang merasa reboot ini tidak perlu! Ya, tidak ada kebutuhan untuk reboot atau remake Harry Potter, karena film-film sebelumnya sudah menceritakan kisah tersebut secara memuaskan. Memang benar J. K. Rowling menegaskan tidak akan melanjutkan Harry Potter setelah buku ke-7, tapi bukankah bisa dibikin tentang kehidupan selanjutnya yaitu anak-anak dari Harry Potter, Hermione, Ron, dan lainnya? Menciptakan semesta Hogwarts yang baru!

Ah ... protes mungkin tidak berguna karena toh reboot sedang dalam proses. Meskipun kecewa, terkhusus pada Snape yang baru, tapi saya mungkin akan tetap antusias menontonnya di HBO. Berlangganan VOD, tentu saja.

Bagaimana menurut kalian?



Cheers.


Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak