5 Komoditas TSF


Berbicara tentang Triwarna Soccer Festival memang tidak ada habisnya. Selalu ada cerita, selalu ada bahan bekal pos blog. Boleh saya bilang ini tempat berburu dengan konten terkaya. Kali ini saya menulis tentang komoditas andalan yang rajin wara-wiri di sekitar Stadion Marilonga tempat event ini berlangsung. Komoditas yang dijual baik oleh para papa lele (pedagang kaki lima), pedagang asongan, maupun UMKM. Tapi sebelumnya, mari kita simak apa itu komoditas?

Baca Juga: 5 Jawara Mural

Menurut Wikipedia, komoditas adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka. Secara lebih umum, komoditas adalah suatu produk yang diperdagangkan, termasuk valuta asing, instrumen keuangan dan indeks.

Oleh karena itu, tidak salah jika setiap kali kata komoditas melintas di kepala saya, yang terbayang adalah hasil bumi (pertanian/perkebunan), hasil laut, dan hasil peternakan. Dan, tentu saja, sesuai judul pos ini, ada lima komoditas yang paling rajin wara-wiri di sekitar Stadion Marilonga pada hari-hari TSF berlangsung. Apa sajakah komoditas itu?

Cekidot!

1. Kopi


Kopi adalah komoditas dari hasil bumi yang paling utama dibutuhkan oleh orang-orang baik Panitia TSF, pengunjung pameran, maupun penonton pertandingan sepak bola. Jadi yang namanya kopi ini tidak pernah kehabisan stok. Thika Pharmantara yang tidak biasa ngopi pun akhirnya doyan.


Penyajian kopi berbeda-beda, tergantung siapa penjualnya. Apabila penjualnya pedagang papa lele, maka kopi disajikan di gelas kaca, tapi pembeli dapat meminta mengganti gelas kaca dengan gelas plastik (lagi-lagi gelas plastik) untuk dibawa alias tidak minum di tempat. Apabila penjualnya dari Komunitas Kopi Sokoria atau Komunitas RMC Detusoko maka mereka menyajikan kopi menggunakan gelas kertas lengkap dengan tutupannya. Sama juga dengan gelas dari brand TOP (Kopi TOP) yang umumnya menggunakan gelas kertas (panitia dapat gratisan ini setiap harinya, hahaha).

Selain kopi yang telah diseduh, ada pula kopi kemasan yang siap dibeli (sudah dalam bentuk bubuk). Komunitas Kopi Sokoria dan Komunitas RMC Detusoko menyediakannya. Berjenis umumnya Arabika dengan macam-macam merek lokal. Tapi jangan salah, merek lokal ini sudah sampai ke daerah lain di Indonesia bahkan luar negeri. Menariknya, di tenda pameran Komunitas Kopi Sokoria, pengunjung bisa turut menumbuk kopi cara manual, serta penjaga tendanya pada setiap Malam Minggu mengenakan pakaian adat Ende.

2. Jagung


Siapa yang tidak suka jagung? Di TSF jagung merupakan komoditas yang turut mewarnai proses penambalan perut hehe. Ada dua macam olahan jagung yaitu jagung rebus dan jagung bunga atau disebut brondong. Umumnya jagung rebus yang dijual itu kami sebut jagung manis. Karena rasanya maniiis banget! Namun, saya belum melihat penjual jagung rebus selama ini.


Seorang pedagang asongan dan keranjang dagangannya.

Entah berapa banyak kilogram jagung yang terjual setiap harinya. Yang jelas, tiada hari tanpa jagung baik rebus maupun brondong dan laris manis!

3. Telur Rebus


A-ha. Ini dia yang paling saya cari kalau lagi pengen makan Pop Mie. Sedap, tahu, Pop Mie ditambah telur rebus. Jadi, salah satu pala lele langganan saya itu hafal betul permintaan saya dari setiap event. Iya, kan kami nge-date terus dari El Tari Memorial Cup, EGDMC, sampai TSF ini. Makanya dia khusus siapkan Pop Mie dan telur rebus serta mencari saya untuk ngasih tahu kalau kesukaan saya itu sekarang ready stock di lapaknya.


Suatu kali dia bilang begini: Pop Mie telur tersedia, Ibu. Saya balas: Dangdut mie ada? Dia tergelak sambil geleng-geleng kepala.

4. Keripik


Di TSF keripik termasuk yang paling dicari. Orang Ende bilang: keripik enak untuk Oma Ami. Dan dua komoditas kripik utama yaitu keripik pisang dan keripik ubi/singkong. Khusus keripik ubi/singkong ada varian rasa. Balado? Ada! Keju? Ada juga dooonk. Eh, saya belum sempat memotret keripik. Nanti ya hahaha.

5. Kacang Ijo


Satu gelas (ya, plastik lagi) seharga lima ribu. Siapa sih yang tidak mau? Saya? Pasti mau lah! Tapi anehnya saya lebih suka kacang ijo yang isiannya lebih banyak mutiara ketimbang si kacang haha. Daaaan saya suka meminta es batu kepada penjualnya meskipun sedang hujan.


Ah sedapnya.

Baca Juga: 5 Mural Favorit

Berbicara tentang TSF memang tidak ada matinya! Selalu ada cerita, hehehe. Dan harapan saya, kalian tidak bosan membaca pos-pos di sini. Siapa tahu terhibur. Bahwa di kota kecil nun jauh di Timur, selalul ada hal-hal yang menarik untuk diketahui *halaaah* haha.

Oia, ada satu foto yang pengen saya pos juga kali ini. Ini fotonya waktu saya secara sengaja memotret Kakak Rikyn Radja yang sedang mengumumkan laga berikutnya serta aturan-aturan yang wajib diketahui oleh para supporter maupun penonton. Yang tidak disengaja adalah KILAT SAMBAR POHON KENARI yang muncul di jauh sana:


Momen yang pas, tapi tidak disengaja :D hehe.

Selamat mempersiapkan akhir minggu ya, kawan. Semoga apa yang kita lakukan setiap hari selalu bermanfaat.


Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak