Oma Mia Gadi Djou (kiri) saat ulang tahun tanggal 9 September 2016; buku berjudul "Saita Kai na?" yang ditulis beliau - tentang Opa Ema (kanan).
Nama beken yang tertera di semua buku-bukunya adalah Mia Gadi Djou. Kami memanggil beliau dengan Oma Mia. Beliau adalah isteri dari (alm.) Opa Ema Gadi Djou yang bernama lengkap H. J. Gadi Djou, Drs. Ekon. Dari pos-pos saya kemarin, kalian pasti sudah tahu kan bahwa Opa Ema adalah pendiri Universitas Flores (Uniflor) yang juga menjabat Bupati Ende dua periode yaitu 1973 - 1983. Dulu belum disebut Bupati tapi Kepala Daerah Tingkat II. Sebagai Sang Visioner, nama beliau diabadikan dalam ajang ngehits Ema Gadi Djou Memorial Cup dan auditorium di Kampus I Uniflor yaitu Auditorium H. J. Gadi Djou.
Baca Juga:
Kembali pada Oma Mia ...
Awal mula saya mulai membantu Oma Mia untuk buku-buku beliau adalah pada tahun 2015-an ketika beliau hendak menerbitkan sebuah buku mini yang berisi tentang sejarah singkat Opa Ema serta perjalanan pendirian Uniflor. Buku ini dibagikan pada saat Misa memperingati 1 (satu) tahun wafatnya Opa Ema. Waktu itu saya sangat kuatir tidak sanggup memenuhi permintaan Oma Mia, kuatir saya kurang paham dengan keinginannya. Tetapi semuanya berjalan lancar. Alhamdulillah.
Buku "Cerita Bercerita Jilid 2"
Oma Mia yang adalah Pembina Kober Yapertif ini mulai rajin menerbitkan buku. Buku-buku tersebut bercerita tentang kehidupan masa kecil beliau, masa remaja hingga pernikahan dengan Opa Ema, tentang sejarah pendirian Uniflor, tentang ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), tentang perempuan (resep sampai tips dan trik), tentang Kota Ende dan perkembangannya dari masa ke masa, juga seri Cerita-Bercerita. Adalah Kak Yudi Kleden yang selalu membuat sampul buku, dan Percetakan Uniflor yang memperbanyaknya. Buku-buku ini dapat ditemui saat Misa perayaan ulangtahun Oma Mia dan pada Misa memperingati wafatnya Opa Ema.
Buku "Mereka Ada Diantara Kita" (Orang Dengan Gangguan Jiwa), yang juga membahas tentang Kelompok Kasih Insanis (KKI); sebuah kelompok yang peduli pada ODGJ dipimpin oleh Pater Avent Saur. KKI membikin saya terharu dan salut pada kegigihan mereka menolong ODGJ.
Semua buku Oma Mia tidak diketik melainkan ditulis tangan, di buku khusus yang hanya kami berdua yang tahu hehehe. Hurufnya adalah huruf menulis. Tugas saya adalah mentransfernya ke lembaran Word Document sekalian mengedit (jika perlu) tanpa mengurangi ciri khas/karakter gaya menulis Oma Mia yang lugas dan diwarnai humor.
Dan saya menikmatinya.
Kenapa?
Karena ada begitu banyak pengalaman Oma Mia yang dapat menjadi pelajaran hidup kita semua. Ada begitu banyak cerita masa lampau yang menginspirasi kita semua. Saya dan Deni Wolo sampai berniat untuk mulai menulis kisah hidup orangtua kami masing-masing. Kisah-kisah hidup yang sangat berharga.
Buku "Aku Perempuan" memuat banyak hal tentang perempuan: resep masakah, tips dan trik, perempuan inspiratif, dan lain sebagainya. Kelompok Widow-wati adalah kelompok arisan Oma Mia dan kawan-kawan beliau.
Dari sekian banyak buku yang ditulis oleh Oma Mia, dari sekian banyak cerita yang dikompilasi, ada beberapa cerita yang paling saya sukai.
1. Kisah si Bangsat
Bangsat atau kutu busuk memang pengganggu. Betapa lucunya saat Oma Mia bercerita melihat penonton kelas ekonomi di Bioskop Flores menonton filem sambil membanting kursi kayu gara-gara digigit kutu busuk; sambil membanting kursi sambil ikut menyanyi lagu Melayu dari filem, ha ha ha. Oma Mia tidak hanya bercerita bioskop pada jaman dulu, tapi juga memberikan saran agar kutu busuk tidak mampir ke rumah kita.
2. Kisah Jalan-Jalan ke Luar Negeri
Saya paling suka menulis kisah Oma Mia bepergian ke luar negeri baik ke Eropa maupun Australia. Karena, seperti biasa, selain bercerita, Oma Mia juga bercerita tentang pertemanan singkat dengan sesama penumpang pesawat. Detail-detail kecil yang kadang terlupakan. Karena, kita akan lebih suka bercerita tentang Itali ketimbang duduk bersebelahan dengan TKW yang pulang ke Indonesia. Karena, kita akan lebih suka bercerita tentang Lourdes ketimbang bercerita tentang perasaan 'bagaimana kalau saya mati?' ketika ziarah di sana.
3. Kisah Pernikahan Oma dan Opa
Ini yang paling menyenangkan; bagaimana Oma dan Opa bertemu di Ende (Opa Ema ngetop banget sebagai pesepakbola), lantas mereka menikah di Yogyakarta, pesta bersama anak-anak Ende yang kuliah di sana dengan persiapan pesta a la anak kos, dan lain sebagainya. Kalian harus membacanya sendiri deh, hehehe. Seru!
Kisah cinta mereka begitu indah.
Kalau saya membaca lagi tulisan Oma Mia, saya ingat sama tayangan di teve tentang kehidupan di luar negeri, orang-orangtua punya komunitas sendiri dengan ragam kegiatan yang menarik dan membangun. Oma telah buktikan bahwa usia bukan halangan untuk terus menulis dan berbagi cerita inspirasi dengan semua orang! Karena, pengalaman hidup adalah pelajaran dan inspirasi paling berharga.
Saat ini Oma Mia sedang menyusun buku Cerita Bercerita Jilid 3 (seri 3) yang sudah saya edit semua cerita yang ada di saya, sebagian cerita sedang ditulis oleh Oma. Insha Allah akan diterbitkan tahun ini.
Sehat-sehat terus, Oma.
Bahagia terus, Oma.
Terus menulis untuk berbagi cerita dengan kami semua.
Cheers.
Owh betapa menginspirasi beliau.. andaikan saya punya kesempatan untuk ikut membaca karya-karya beliau..
BalasHapusSayang yaaa buku-bukunya terbatas hehehe. Semoga suatu saat nanti yaaa Pakudin.
Hapusbanyak yang sudah di terbitin tulisannya, sedangkan yang masih bau kencur malah gak bisa nerbitin 1 pun tulisan, nulis aja aku masih acak acakan beb..
BalasHapusBerusaha untuk terus menulis, itu kuncinya. Jangan pernah puas dengan tulisan yang sudah ada, tempa terus diri, cari karakter tulisan sendiri, pasti bisa. Insha Allah ...
HapusMacam-macam begini harus dibaca dengan seksama..
BalasHapusHehehehe silahkan pak guru ...
Hapus