Asian Games dan Menjadi Tuan Rumah Yang Baik

Gambar diambil dari sini.


Hip hip huray! ASIAN GAMES 2018 TELAH DIMULAI! Bangga jadi Orang Indonesia!

Selamat Defia Rosmaniar dari Cabang Taekwondo yang telah menyumbangkan emas pertama untuk Indonesia, negeri tercintaaaaaa!!!!

*Ini siapa sih yang bekep mulut saya!? Ngaku!*

*Rapihin jilbab*


Baca Juga:

Okay ...

Sudahlah ...

Tidak perlu membikin saya iri dengan bercerita tentang bagaimana meriahnya opening ceremony Asian Games 2018. Jangankan menonton langsung, menonton di teve pun saya tidak. Bukan karena tidak punya teve, teve ini banyak, tapi karena kami memang tidak lagi menonton teve sejak ... hmmm ... saya lupa sudah berapa tahun tidak menonton teve. Gantinya kami selalu live streaming (internet). Tapi, karena ada satu dua urusan kemarin Sabtu itu, saya pun tidak dapat menonton opening ceremony yang megah meriah gegap gempita itu di teve *apa sih* hehe.

Masih ada closing ceremony *berharap*

Eh, masih bisa cari video-nya di Youtube buat ditonton ulang. Okay, I will.

Berbicara tentang Asian Games yang diselenggarakan di Indonesia (Jakarta dan Palembang), artinya berbicara tentang menjadi tuan rumah yang baik. Filosofinya adalah ketika tamu datang ke rumah kita, ada minimal segelas air putih yang disuguhkan; dan maksimal kopi/teh, cemilan, makan malam. Tapi apalah artinya suguhan tuan rumah yang serba menggiurkan apabila tidak dibarengi dengan tingkah laku yang santun?

Tamu: Terimakasih kopinya, Nyonya ...

Tuan Rumah: Habis minum, CUCI CANGKIRNYA!

Yaoloh ...

Menjadi tuan rumah artinya siap melayani tamu dengan santun, dengan baik, dan tentu meninggalkan kesan yang tak terlupakan (kesan yang baik!). Sebagai Orang Indonesia saya yakin saudara-saudara di Jakarta dan Palembang telah mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah yang santun dan baik. Insha Allah. Karena saat ini 'wajah Indonesia' berada di dua kota tersebut. Yang mau berdemo ditahan dulu soalnya wartawan pasti sibuk meliput di arena hihihi. Iya, ditahan dulu lah sampai perhelatan ini berakhir. 

Ini ibarat keluarga ...

Di dalam keluarga, bakulahi antar kakak-adik atau antara orangtua-anak biasa terjadi. Silang pendapat, salah paham, baper, dan lain sebagainya. Tetapi ketika ada tamu yang datang, anggota keluarga yang sedang bersengketa biasanya bakal mesraaaa. Karena apa? Karena jangan sampai orang luar tahu borok keluarga kita, biar kita yang tahu, biar kita sendiri yang selesaikan.

Sesederhana itu.

That's it! Haha. Itu poin yang mau saya sampaikan setelah memutar ke sana-sini.

Mari dukung Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Mari tunjukan kita Indonesia yang cinta damai *halah apa ini bahasanya*.


Cheers.

11 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Dan semoga acaranya lancaaaar :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insha Allah ... ayo kita doakan :D hahahaha...

      Hapus
  2. setuju banget mba karena kapan lagi kita bisa jadi tuan rumah yang baik buat para tamu kalo ngga sekarang
    inilah kesempatan untuk menunjukan bahwa negara indonesia juga bisa
    ayo indonesia bisa!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuuuul hahahaha ... ayo Indonesia bisaaaa!!!! Emas emas emas! :D

      Hapus
  3. Doa kita agar acara lancar serta Indonesia mendulang banyak medali dan target 10 besar tercapai :-)

    BalasHapus
  4. Semoga lancar dan indonesia juga selalu membanggakan

    BalasHapus
  5. yeay! semoga Indonesia bawa pulang banyak emas juga ya mbake :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insha Allah, itulah yang kita harapkan bersama kaaan hehehe. Amin Amin.

      Hapus
    2. amin, mari kita dukung bersama :) *tos

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak