#TripFCLabuanBajo 1 : Welcome to Labuan Bajo!



Welcome to Labuan Bajo!



Jangan mau keliling dunia sebelum keliling Indonesia. Jangan mau keliling Indonesia sebelum keliling Flores. Nyatanya, kaki kereta saya (dengan empat tahi lalat di kaki kiri) sudah melancong ke banyak tempat di Indonesia. Nyatanya, sampai sebelum tanggal 24 Mei 2014, kaki kereta saya masih punya hutang ke satu tempat paling menawan di Flores yaitu Labuan Bajo. Makanya pada Bulan April, ketika Ilham Himawan mengajak melancong bareng teman-teman Flobamora Community (FC) ke Labuan Bajo, ajakan itu langsung saya iya-kan tanpa pikir panjang. Karena, kapan lagi bila (tidak berani nekat) bukan sekarang? Saatnya saya mewujudkan impian saya pergi ke Labuan Bajo agar garis besar hutang saya keliling Pulau Flores LUNAS!


Hasil saling mengajak teman-teman FC akhirnya hanya kami berlima yang setuju melancong ke Labuan Bajo. Saya, Ilham Himawan, Poppy Pelupessy, Elison Naro aka Etchon, dan Sony. Ilham memberi pilihan tanggal liburan yang bisa disesuaikan dengan tanggal merah yang tertera pada kalender. Hasilnya kami memutuskan untuk melancong pada tanggal 24 – 28 Mei 2014. Karena gaya melancong kami adalah backpacker-an, makanya kami memutuskan untuk mencari tiket murah sebulan sebelumnya. Beruntung harga tiket yang kami peroleh pada Bulan April untuk keberangkatan Bulan Mei berkisar dari Rp. 345.000 hingga Rp. 370.000 saja. Urusan tiket kelar, kami mulai menyusun itinerary. Kakak Ilham lah yang paling berjasa menyusun itinerary kami berlima, termasuk membantu reservasi ulang ke Kanawa Resort. Selain itu kami juga menerapkan sistem one way out for money, dan kami harus mematuhinya.

 Ada palu buat menggetok yang bandel patungan duit (Part 2) hahahah ...

Tanggal 24 Mei 2014 berangkatlah kami dari Bandara H. Hasan Aroeboesman - Ende menuju Bandara Komodo - Labuan Bajo, diselingi acara ngos-ngosan a la Etchon yang merasa gadget-nya ketinggalan di ruang tunggu padahal benda itu tersimpan manis di dalam tas hahaha. Perjalanan menggunakan Aviastar (jenis BAE) hanyalah tigapuluh menit. Meski demikian perjalanan terasa lama soalnya sudah menahan hasrat sejak tiket terbeli. Oh iya, di dalam pesawat juga ada rombongan peserta MTQ Tingkat Propinsi dari Alor (pemenang pada tahun sebelumnya). Yup, MTQ tahun ini dilaksanakan di Labuan Bajo. Oh iya, Kakak Ilham itu keren looooh soalnya selama berada di dalam pesawat beliau senantiasa ODOJ (One Day One Jus, mengaji). Begitu pesawat landing, langsung acara foto-foto narsis dimulai. Saya sendiri di dalam hati berkata, "Alhamdulillah ya, Allah, akhirnya kaki kereta saya menginjak Labuan Bajo juga."

 View Labuan Bajo

Kami dijemput oleh member FC yang sekarang menetap di Labuan Bajo yaitu Imelda Marcos. Karena kami berlima sedangkan Imel hanya mengedarai satu motor sehingga kami memutuskan untuk menyewa taksi bandara dengan harga Rp. 50.000 saja. Sopirnya orang Makassar loh. Karena harus mampir terlebih dahulu di Kantor Kanawa Resort untuk memastikan reservasi, supir taksi menerima Rp. 60.000 (karena mau kami, bukan karena diminta oleh si sopir). Penginapan kami selama di Labuan Bajo adalah penginapan 'Bintang Lima' bernama "Imelda Komodo Lodge" *ngakak jungkir balik*. Kos Imel terletak di Jalan Gang Pengadilan, sebuah bangunan bertingkat dua berwarna hijau. Tiba di kos, kami langsung patungan uang (sebelumnya sudah patungan di Ende juga) dan makan. Imel memang patut mendapat penghargaan keren karena pelayanannya yang maksimal #jodho hahaha.

 Imel, berbaju garis-garis. Pelayanan prima :D

Selesai makan, kami istirahat dan mulai menyiapkan tenaga untuk perjalanan menuju Goa Batu Cermin. Beruntung ada teman Mam Poppy yang mau meminjamkan motornya (Kak Max), dan juga ada Vikram yang rela motornya dinaiki gajah (iye, saya itu maksudnya). Sekitar pukul 16.30 Wita berangkatlah kami ke Goa Batu Cermin yang jaraknya tidak sampai 3 kilometer dari kos Imel. Karena kami perginya sudah sore, sehingga Kak Max menyarankan untuk tidak memasuki goa tersebut. Tapi kami tidak kecewa karena acara foto-foto narsis tetap terlaksana dengan baik *senyum manis*. 

 Di depan papan nama Goa Batu Cermin

Destinasi berikutnya adalah sunset-an entah di mana. Saat itu masih dipikirkan. Tetapi Vikram melajukan motornya menuju Bukit Cinta! Wow. Pemandangannya bikin ngiler, bikin pengen berlama-lama di tempat itu. Tetapi karena di dalam itinerary sunset-an di Cafe bernama Tree Top, makanya kami tidak berlama-lama di Bukit Cinta. Hanya saja, selama berada di Bukit Cinta kami menemukan bungkusan kondom hahaha. Makanya Etchon menyeletuk : ini kalau lagi uhuk-uhuk terus muncul orang ketiga apa nggak oke? Iya, kawan, masalahnya bukit itu kan sepi sekali dan pasti sangat gulita saat malam *ngakak guling-guling*
 

 Pemandangan dari puncak Bukit Cinta

Kondom!

Dari Bukit Cinta, Imel maunya kami nongkrong sambil ngemil di Kampung Ujung yang adalah pusat kuliner malam hari dengan view laut. Semacam pujasera begitu. Tetapi dalam perjalanan ke sana kami melewati sebuah tempat yang langsung bikin saya HISTERIS GILA dan nyaris membuat Vikram mengamuk. Itu sunset sudah datang dan pemandangan yang ditawarkan sangat luar biasa! Vikram pun langsung memutar balik motornya, tidak jadi mengikuti dua motor di depan kami (Kak Max, Mam Poppy, Etchon, dan Sony). Sementara Ilham pun berpendapat sama dengan saya : kami harus menikmati momen ini dari tempat ini. Dermaga (jetty) yang telah rusak tempat kami menikmati sunset ini berada di daerah bernama Binongko. Ya, kawan, namanya sangat Sulawesi karena Labuan Bajo berpenduduk rata-rata dari Sulawesi dan Bima. Jangan heran jika menemukan tempat dengan nama Gorontalo, atau Binongko.

Beautiful!

Sunset di depan sana, mendengar lagu Homesick dari Kings of Convenience dari gadget Ilham, bikin saya menangis. Huh, mendadak cengeng di depan Vikram memang bukan tabiat yang baik, tapi saya sadar ternyata se-nggadhi-nggadhi-nya saya, saya tetaplah perempuan yang dapat mendadak dihinggapi perasaan melankolis. Teringat Mamatua dan berniat harus bisa mengajak Mamatua ke Binongko untuk melahap habis pesona sunset-nya.

Tidak ingin pergi dari tempat ini ...

Tapi waktu terus bergulir. Kami pun didera lapar sore. Akhirnya kami putuskan untuk ngemil di Kampung Ujung, tetapi pada akhirnya sekalian saja makan malam hehehe. Ikan bakar, cumi goreng, pelecing, sambal, dan lain-lainnya. Makan bersama keluarga besar ini sungguh lebih nikmat dari pada pacaran #eh hihihi. Usai makan dan mengobrol soal perjalanan besok menuju Pulau Kanawa, akhirnya kami pun pulang. Well, saatnya ngakak tidak jelas, dan muncul lah istilah WOW yang nanti akan saya ceritakan. Siapkan tenaga untuk perjalan besoknya, tanggal 25 Mei 2014.

Makan yuk!

WOW *suara datar* hahaha ...

Tunggu postingan berikutnya ya ...


Wassalam.

8 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. JADI pENGEN KAKI kareta ewww
    tertantang dgn prolog pada tulisan k tuteh ewww.....
    beta harus tour daratan floresss juga..harusss amin..heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayuuk kita berkaki kereta :D hahaha ...

      Hapus
  2. Cantik pemandangannya, Ka.
    Senang bisa jayan2 sm teman2 euy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kakak Idah ... melancong bareng teman-teman itu memang luar biasa menyenangkan hueheheh ... segala beban rasanya lepas tuntas :D

      Hapus
  3. Ih..one day one jus...jus melon kaka...hahahha kok ceritanya mirip yah, aku gak nyontek padahal...yah iyalah jalannya bareng

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha mau saya jawab, eeeh dia sudah jawab duluan :P ya iyalah kan jalan bareng xixixixxiix ;))

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak