Lomba Celoteh Anak (2)

5 T A-la INDAH

Penampilan mereka saat lahir sungguh meruntuhkan iman. Jadi gemas ingin mencubit, mencium, menggendong, membelai hingga mereka terlelap dalam pelukan. Mereka, para ponakan saya, memang ajaib. Kecilnya menyenangkan. Begitu udah mulai ngemil deterjen, tingkahnya bikin keki setengah mampus! Tapi kalau diingat-ingat lagi, sebetulnya mereka tidak menjengkelkan… mereka itu teroris! Hehehe.

Ponakan saya jumlahnya 13. Udah bisa bentuk tim sepakbola. Semuanya aneh dan otaknya cacat. Salah satunya bernama Indah. Kata orang Indah ini fotokopinya saya (coba bayangkan; bagaimana caranya badan segede gaban ini naik ke mesin fotokopi!). Ya tampang, ya rambut. Ya otak, ya ngomong. Anaknya bertipe tidak-mau-tahu dan kalau-kau-bisa-saya-juga dan hidup-ini-indah. Kemauannya juga keras. Kalau dia bilang, “Ma, minta uang SERIBU!” ya harus Rp. 1.000 jangan dikasih lebih karena dia benci itu.

Waktu masih kecil (sekarang kelas 2 SD), Indah suka banget jalan-jalan, makanya Mamanya Indah, kakak saya nomor 2, sering mengajak Indah jalan-jalan. Tapi tak lupa selalu membawa kuitansi penagihan asuransi dari kantornya. Kadang-kadang bertemu para nasabah di jalan dan mereka mendadak ingin membayar premi, jangan ditolak kan? Nah, biasanya kalau terjadi transaksi pembayaran di ‘jalan’ seperti ini, uang kembalian susah didapat. Jadi, kakak saya akan bilang, “disatukan dengan bulan depan saja ya, bu, uangnya.”

Suatu hari dalam perjalanan pulang, Indah mengajak Mamanya ngobrol…

“Ma, kenapa Mama selalu bilang BULAN DEPAN!?”

“…” malas menjawab. Sudah tahu pertanyaan-pertanyaan aneh dari anak bungsunya ini.

“Mama… kenapa selalu BULAN DEPAN?”

“Memangnya kenapa?”

“Kenapa tidak disatukan di bulan SAMPING saja!?”

“…” tuuuh kan… memang aneh pertanyaannya.

Seperti umumnya wanita karir, kakak saya bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Paling telat sampai rumah jam 5.30 sore. Biasanya sore-sore begitu Indah sudah mandi, rapi jali, main sama temannya di halaman rumah. Yang paling ditunggu Indah ya mamanya dooonk! Kan biasanya sepulang kerja mamanya selalu membawa oleh-oleh. Entah itu mainan atau makanan. Paling sering sih makanan… sekalian buat teman minum teh sore gitu.

Beberapa hari berturut-turut tiap kali pulang kerja Mamanya pasti bawain roti. Roti lagi… roti lagi. Indah bosan. Lagian jajannya dia di rumah kan roti juga. Di warung tetangga roti isi selai atau coklat itu harganya hanya seribu perak!

“Mama eee, besok kalo pulang kerja jangan bawa roti lagi ko!” protes Indah. Maklum, lidahnya sudah eneg sama roti hehehe. Gaya banget Ponakan saya yang satu ini! Begh!

“Roti kan supaya bisa dimakan sama Bapak dan kakak juga…”

“Tapi saya tidak mau!”

“…” cuek! Sudah tahu tingkah anaknya.

“Mulai besok Mama harus bawakan saya LIMA T.”

“Lima t? Apa itu lima t?” Tanya Mamanya. Pikirnya 5 T itu pasti merek baru makanan.

“Lima T itu; Taro, Tanggo, Tingting, Top dan…”

Mamanya ketawa. Pikirnya 5 T itu merek camilan baru apa gitu. Ternyata singkatan dari merek camilan… “Lho? Kan baru EMPAT? Yang ke LIMA apa?”

“Makanya dengar dulu!” taeeellaaa Ponakan! Bilang aja tadi lu masih mikir hehehe. “Jadi Mama, lima t itu; Taro, Tanggo, Tingting, Top dan TACANG.”

“Ha? Tacang itu apa?” sumpah kali ini kakak saya cengo beneran.

“Tacang itu tuh, Tacang Dua Kelinci, Tacang goreng…”

Kakak (dan saya, waktu diceritain) --------> mati ketawa!

1 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. hhahahaa,,, tacang goreng.. dulu ponakan saya juga pernah ngomong... tiksa... tiksa...

    kami semua bengong,, dan bertanya2 apa itu tiksa? dan setelah diteliti ternyata maksudnya itu taksi...hahaha

    kunjungan balek ya..

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak