Ine Lawo: Fashion Tenun Moderen

 

Karolina dan hasil karyanya.

Pada Bulan Oktober 2019, sejumlah 24 peserta lolos seleksi dan lantas mengikuti kegiatan Kewirausahaan Pemuda Berkelanjutan kerja sama E.thical, Ricolto, Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Flores (Uniflor). Dari 24 peserta tersebut, 8 peserta berasal dari Fakultas Teknologi Informasi Uniflor, 5 peserta berasal dari Fakultas Pertanian Uniflor, sedangkan 11 peserta lainnya merupakan anak muda kreatif dan berdaya juang tinggi yang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Ende.

Baca cerita lengkapnya: Konsep DIY Dari Brand-Brand Baru Wirausahawan Muda Ende.

Hasil kegiatan tersebut, terbentuklan 19 brand usaha keren yang bikin saya berdecak kagum. Anak muda Ende keren-keren. Salah satu brand yang sampai sekarang saya lihat masih bergerak/aktif selain Ende Creative Millenials yang dibesut Dorte dan Ria adalah brand bernama Ine Lawo.


Dalam terminologi bahasa Ende umumnya ine berarti ibu/mama, lawo berarti sarung. Ine Lawo merupakan brand usaha yang dibentuk oleh Karolina Dua Oga dan mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Maria Yasinta Mau Rema dengan motivasi untuk mencegah punahnya keterampilan menenun. Visi Ine Lawo adalah melihat regenerasi pengrajin tenun muda di Kabupaten Ende. Fashion tenun moderen yang membangkitkan kecintaan pada budaya Ende, Ine Lawo memanfaatkan kain sisa tenun menjadi busana moderen untuk membangkitkan kembali kecintaan pada tradisi dan budaya menenun.

Hasil karya Ine Lawo.

Karolina Dua Oga dan Maria Yasinta Mau Rema dengan brand Ine Lawo meraih Juara 1 Ethical Entrepreneur Ende (2019).

Tanggal 30 Mei 2022 kemarin, saya dan Buya jalan-jalan ke pameran yang digelar di halaman Kantor Bupati Ende. Selain ada panggung hiburan, juga ada stand-stand / lapak yang berdiri di area halaman (selain panggung) hingga jalan El Tari depan Kantor Bupati Ende. Saat berkeliling itu, bertemulah saya dengan Karolina di lapak Ine Lawo. Wah! Mantap ini. Artinya Ine Lawo masih eksis. Mendadak terlintas di benak saya mengenakan pakaian adat Ende dengan kalung dan gelang hasil kreasi Ine Lawo. Kenapa tidak? Maka saya dan Karolina mulai berdiskusi hingga bergeser ke aplikasi WhatsApp. Iya, saya ingin nanti bisa memakai hasil karya Ine Lawo di acara-acara baik.

Yang tidak saya duga, Karolina memperlakukan pesanan saya dengan sangat spesial. Dia tidak memilih dari model kalung dan gelang etnis yang sudah ada, melainkan membikin desan baru

Desain by Ine Lawo (Karolina).

Hal ini menunjukkan keseriusan Karolina dalam melayani pembeli/pelanggannya. Rasanya macam sedang berhadapan dengan fashion designer beken Indonesia. Jadi ingat iklan tentang designer yang dengan sungguh melayani pelanggannya dari nol sampai selesai, meskipun si pelanggan tinggal di pulau yang berbeda dengan si designer. Karena kepuasan mereka, para designer, adalah melihat kebahagiaan pelanggannya. Oh ya, untuk menghindari salah paham dan pencomotan desain, saya kasih tanda air.

Keren sekali saat Alfonsa Horeng Menyulap Saya Menjadi Du'a.

Terima kasih Karolina sudah mau saya repoti seperti ini. Semoga Ine Lawo tetap eksis, semakin dikenal publik, dan semakin banyak pelanggannya. Tetap rendah hati dan melayani pelanggan dengan sungguh. Balasan Tuhan kelak sungguh indah. Sukses ya.

Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak