Ternyata Semua Khayalan Saya Dijawab Oleh Drama Korea


Ternyata Semua Khayalan Saya Dijawab Oleh Drama Korea. Pos kedua di tahun 2020 ini masih cubit-cubitan dengan drama Korea atau lebih sering disebut Drakor. Mungkin ada yang bakal bilang: tahun berapa ini, Teh, masih ngomongin Drakor saja. Sejujurnya saya bukan pecinta Drakor makanya tidak pernah memburu Drakor apalagi mengingat dan menghafal nama Oppa-Oppa gantengnya. Tapi itu bukan berarti saya tidak pernah menonton Drakor. Ada beberapa Drakor bagus yang saya tonton dan terus membekas dalam ingatan seperti Fated to Love You, Goblin, Oh My Venus, dan Full House. Judul terakhir adalah Drakor terakhir yang saya tonton pada Desember 2019 padahal dirilis tahun 2004. Entah mengapa waktu itu tidak ada keinginan menunggu Full House di televisi. Stasiun televisi yang menayangkannya pun saya tidak tahu.

Baca Juga: Sebuah Catatan Akhir Tahun Untuk Saya, Kalian, Mereka

Setelah menonton Full House, dan sempat menangis!, saya baru sadar bahwa Drakor menjawab semua khayalan saya. Manusia mana sih yang tidak pernah mengkhayalkan sesuatu? Kalian juga pasti pernah berkhayal hujan duit kan? Kalian juga pasti pernah berkhayal tidak perlu bekerja tetapi saldo di rekening terus membuncit kan? Kalau pernah, kalian tidak sendiri, ada saya menemani. Haha. 

Kembali pada Drakor yang menjawab semua khayalan saya...

Saya bukan penulis novel tapi tetap ngotot berusaha menulis novel. Kenapa? Karena khayalan saya, terutama tentang ranah asmara, sungguh membabi-buta dan merongrong. Jadi, harus ditulis. Terpaksa saya bocorkan bahwa di laptop tersimpan begitu banyak draf novel pada folder Ja'o Tulis yang tidak ingin saya terbitkan karena ceritanya tidak masuk akal. Semua ini gara-gara khayalan! Setiap malam sebelum tidur saya selalu menonton Upin Ipin, Larva, atau video-video inspirasi lain di Youtube sebagai prolog tidur. Saat Negara Kantuk mulai menyerang, biasanya saya membelakangi layar telepon genggam yang terus menayangkan video, sementara mata terpejam dan otak mengembara ke dunia lain. Dunia khayalan ... sampai kemudian saya jatuh tidur.

Apa isi khayalan saya?

Drakor?

Bukan!

Kisah-kisah percintaan absurd!

Laki-Lakinya Ganteng


Ini penting. Laki-laki dalam khayalan saya itu harus ganteng. Namanya juga mengkhayal. Mana mungkin saya mengkhayal pacaran dan menikah sama laki-laki yang wajahnya mirip juru bicaranya Sauron dari Lord of the Rings? Wajah gantengnyanya berubah-ubah sesuka saya. Bisa wajahnya Richard Gere, bisa juga wajahnya Orlando Bloom. Tapi akhir-akhir ini wajah seseorang di arah Barat Pulau Flores *ditampar dinosaurus*. Haha. Si laki-laki tidak boleh cerewet, jadi di dalam khayalan saya laki-laki itu pendiam tapi punya hujan perhatian. Perhatian ini kadang ditunjukkan lewat perbuatan dan perilaku, tapi bisa juga perhatian ini disembunyikan. Kalian bingung kan? Mana ada perhatian tapi disembunyikan? Pokoknya laki-laki itu harus begitu!

Selain ganteng, karena kegantengan tidak bisa bikin manusia kenyang, maka dia juga harus punya pekerjaan. Minimal punya bengkel tambal ban yang cabangnya ada di seluruh Indonesia. Haha. Saya pikir banyak perempuan juga mengkhayal tentang hal ini.

Perempuannya Berwajah Dongo


Haha. Gitu banget sih, Teh, sama khayalan sendiri. Dongo itu maksudnya si perempuan ini memang cantik, hanya saja rada bloon untuk keadaan tertentu. Ya, karena kalau laki-laki terpesona dan jatuh cinta pada perempuan cantik dan smart, itu terlalu mainstream. Perempuan yang dongo-dongo sedap bisa dilihat pada Goblin. Ha ha ha. Anyhoo, perempuannya cuma berwajah dongo ya, tapi dia harus cukup smart untuk bermanuver menghadapi sikap laki-laki ganteng itu.

Kisah (Cinta) Ajaib


Seperti layaknya Drakor, kisah cinta dalam khayalan saya itu supa ajaib. Dalam cerita berjudul Triplet, misalnya, salah satu dari tiga perempuan kembar itu punya kemampuan psikometri. Dalam dunia nyata, psikometri sulit diterima, tetapi dalam dunia khayal psikometri belum apa-apa dibandingkan para superhero. Kisah cinta di dalam Triplet bukanlah kisah cinta segi tiga melainkan bagaimana seorang perempuan harus mengalah ketika saudari kembarnya berulah hingga menyusul pula tanggung jawab besar yang harus dipikul. Termasuk perasaan. Amboi. Haha. Kalian boleh membaca Triplet yang saya bagi menjadi puluhan part. Cari saja di blog ini.

Ja'o Fonga Ne'e Kau lebih ajaib lagi. Khayalan saya menghasilkan satu draf utuh sebuah kisah cinta antara lelaki dan perempuan yang lama terpisah waktu. Naga-naganya ini juga akan menjadi latar belakang cerita baru yang sedang saya tulis berjudul Mai Ka. Ja'o Fonga Ne'e Kau diisi dengan cinta, penolakan, harga diri, egosi, cinta lagi, penolakan lagi, harga diri lagi, egois lagi, begitu seterusnya berputar-putar sampai yang baca (kalau nanti ada yang baca) merasa mual, kembung, pusing, lantas pingsan. Hehe. Ja'o Fonga Ne'e Kau tidak saya publikasikan di blog ini maupun blog manapun. Tidak juga berani saya tawarkan ke penerbit karena ceritanya terlalu absurd untuk diterima akal sehat.

Tapi, ada hal yang perlu kalian tahu tentang khayalan dan cerita-cerita yang saya tulis itu. Cinta yang sangat kuat bermain-main di sana. Iya, semuanya punya cinta yang sangat kuat sehingga saya sendiri merasa aneh. Apakah karena saya sendiri juga selalu punya cinta yang sangat kuat, yang sulit diganggu bahkan oleh lelaki paling ganteng sekalipun? Huhuy. Saya pikir, mungkin itu karena saya termasuk adalah Capricorn yang setia *keselek rambutan*. Dududu.

Baca Juga: Sebuah Seni Untuk Melepaskan Sesuatu Yang Bukan Milik Kita

Sampai sekarang, meskipun tidak berbakat menulis novel, tapi saya masih ngotot menulis. Karena khayalan. Sekali lagi, karena khayalan. Sejujurnya saya ingin Mai Ka, cerita yang sedang saya tulis itu, setidaknya nanti dapat dibaca oleh lebih banyak orang. Diterbitkan sendiri maupun diterbitkan oleh penerbit. Karena Mai Ka merupakan oase yang menjawab banyak hal tentang dunia wisata di Pulau Flores. Loh? Bukan kisah cinta? Cinta selalu ada dooonk. Cinta yang kuat. Haha. Tapi dunia wisata pun memainkan peranan yang sangat kuat di dalamnya. Termasuk, nama-nama karakter yang saya pakai datang dari dunia nyata/kehidupan sehari-hari. Karena, memikirkan nama karakter sebuah cerita/novel itu juga butuh waktu yang lama untuk memikirkannya.

Bagaimana dengan kalian kawan? Pernahkah khayalan kalian dijawab dengan lugas oleh Drakor? Kalau pernah, bagi tahu di komen!

#KamisLegit



Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak