Seperangkat Alat Shalat dan Uang Rp 23.722

 

Macam pawai-pawai kenegaraan, perjalanan menuju Auditorium H. J. Gadi Djou begitu ramai. Di depan, puluhan sepeda motor tetangga mengiringi, lalu mobil Abang Nanu Pharmantara, mobil yang memuat Mamatua (ini mobil khusus haha punya Abang Nanu Pharmantara juga tapi lebih kecil sehingga mudah memuat Mamatua), mobil pengantin, mobil-mobil keluarga, hingga sebuah pick-up yang memuat bocah-bocah kompleks. Coba bayangkan ... betapa serunya iring-iringan pengantin sore itu. Yang kurang hanya mobil patwal 😁

Sudah tahu kan Gempa Mengiringi Persiapan Akad Nikah kami?

Simak videonya berikut ini:

Terharu ya waktu turun dari mobil pengantin, kemudian hendak menaiki tangga Auditorium H. J. Gadi Djou, yang mengantar (semua tetangga yang bahkan masih memakai pakaian rumah itu) berdiri di sisi tangga dan mengabadikan momen baik itu. Kenapa mereka turut mengantar (sebelum nanti pulang lagi buat siap-siap ikut acara)? Karena keluarga kami satu-satunya Muslim di kompleks perumahan. Dan ini momen langka 😄

Setelah semua tamu undangan hadir, Buya dan keluarganya pun datang.


Lalu saya pun diantar oleh Ka'e Abdullah Akhmad dan Kakak Nani Pharmantara. Karena permintaan petugas KUA Ende Tengah, pengantin perempuan juga harus turut duduk di samping pengantin laki-laki. Tidak seperti kebiasaan kami di Ende/Flores yang mana pengantin perempuan biasanya menunggu di kamar/tersembunyi.



Sore itu, 23 Juli 2022, Abang Nanu Pharmantara menikahkan saya dengan Buya. Terharu? Pasti. Menangis? Apa lagi! Maunya tidak menangis. Tapi waktu Sem (MC akad) membuka acara, saya melihat Mamatua sudah menangis duluan, air mata tidak kuasa dibendung.


Terima kasih sidang akad yang budiman. Ustadz Haris yang telah membaca ayat suci Al Qur'an, Ustadz Nurdin Hasan yang telah membawakan kothbah nikah, bapak petugas KUA Ende Tengah, saksi-saksi, dan tamu undangan sekalian.

23 Juli 2022, hari bahagia dan bersejarah itu pun datang. Menikahlah karena siap. Itu kalimat yang saya ucapkan dalam video pre-wedding yang nanti akan saya unggah juga di Youtube. Semoga menjadi inspirasi bagi kita semua 😎



Usai akad nikah, ada penyerahan mas kawin seperangkat alat shalat dan uang Rp 23.722 dibayar tunai, penandatanganan berkas, penyerahan buku nikah, sungkeman dengan orangtua dan dilanjutkan dengan makan bersama. Ini makan pertama ya, karena saat resepsi nanti saya makan lagi hahaha. Oia, Encim and the Geng turut rempong gara-gara mas kawin ini kelupaan di rumah. Ngakak berat kalau ingat betapa rempongnya urusan mas kawin ini sampai heboh di WAG 😅



Makan pun tidak tenang. Baru sesuap, sudah diseret Kakak Rikyn Radja untuk mengganti kain tenunan Ende dengan tenunan Nagekeo. Nanti ya baru saya ceritakan tentang penggantian kain tenun ini. Yang pasti, semua sangat menarik bagi saya, sangat sulit dilupakan, sangat bahagia.


Terima kasih dua Mama (kami). Mama saya dan Mama Buya. Karena doa dan restu kalianlah, pernikaha kami berlangsung dengan sangat sangat sangat baik. Cinta kalian berdua sangat besar pada kami berdua. Bapa-bapa kami pasti juga bahagia meskipun telah berbeda alam.

Aseli, undangan ini keren! Cerita (Desain) Undangan Koran dan Aksara Lota (Sodho).

Demikianlah cerita akad nika pernikahan kami. Masih banyak cerita lainnya, tapi setidaknya sejak 23 Juli 2022, saya sudah bisa bercerita banyak baik melalui media sosial maupun blog ini. Nantikan cerita keseruan Encim and the Geng dengan momen penyerahan hadiah menarik 😂 Kalian pasti bakal melongo membaca dan melihat fotonya nanti.

Ya sudah ... selamat berbahagia untuk kami dan kalian semua 💓


Cheers.

2 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Kaget dan terharu, entah kangen sama tulisan blog encim, eh muncul judul. Alhamdulillah selamat ya Encim atas pernikahannya. Maaf nah adikmu ini tidak ada di pernikahan na. Samawa encim. Jujur Jao kangen Blogger NTT le.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak