Cerita Kalung dan Gelang Tenun Mbay-Nagekeo

 


Saya mencintai segala sesuatu yang tradisional. Tapi bukan berarti saya membenci segala sesuatu yang moderen. Hidup harus seimbang. Mencintai keduanya adalah berkah. Iya, berkah, karena toh tidak ada kebencian yang tumbuh dalam hati 😍

Tentang Ine Lawo: Fashion Tenun Moderen yang kece.

Waktu saya pesan kalung dan gelang motif kain Mbay-Nagekeo, Karolina dari Ine Lawo langsung mendesainnya khusus untuk saya, di sela-sela kesibukan pekerjaannya. Rasanya istimewa sekali. Ini dia gambar desain originalnya. 


Kalung dan gelang ini saya pesan beberapa set, tapi terkejar sepasang saja (1 kalung, 1 gelang). Diantar oleh Karolina yang kreatif pada Malam Deba / Malam Pacar, sehari sebelum hari pernikahan. Mohon maaf ya sudah merepotkan, hehehe.


Terima kasih Karolina sayang 🥰😘 Sudah mendesain khusus untuk hari baik kami. Dikenakan usai akad nikah, karena saat akan nikah kami memakai kain tenun khas Ende-Lio (saya memakai sarung Kembo, Abang Hamka memakai Ragi Mite dan selendang Ende). Bisa dilihat pakaian saat akad nikah sebelum berganti tentunan Mbay-Nagekeo.


Ketika makan yang baru sesuap, koreografer Rikin Radja langsung 'menyeret' kami untuk berganti dengan kain tenun Mbay-Nagekeo (hitam motif bunga kuning).

Terima kasih juga Cahyadi yang sudah wara-wiri pergi mengambil set kalung-gelang yang kelupaan di rumah xixixix.

#LifeIsGood | #AtaNika | 23 Juli 2022.


Cheers. 

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak