Semua Anak Indonesia Harus Menonton Upin Ipin (Bahagian 2)

Gambar diambil dari sini.

Semua Anak Indonesia Harus Menonton Upin Ipin (Bahagian 2). Sebelumnya, kalian harus baca terlebih dahulu pos Senin lalu yaitu Semua Anak Indonesia Harus Menonton Upin Ipin (Bahagian 1). Supaya apa? Supaya tahu donk. Hehe. Padahal, siapa sih yang tidak tahu Upin Ipin? Semua orang pasti tahu. Senin ini, di tengah perasaan bahagia karena pagi-pagi sudah di-video call sama Salep Hitam yang justru tidak suka Upin Ipin, saya mau melanjutkan pos penting yang satu ini. Karena, sejak Senin kemarin kalian pasti bertanya-tanya mengapa saya menulis pos tentang Upin Ipin. Kalau tidak ada yang bertanya-tanya pun, tidak masalah, haha.

Baca Juga: Kisah Dari Rumah Baca Sao Moko Modhe di Desa Ngegedhawe

Pada pos lalu sudah banyak yang kalian tahu, mulai dari karakter sampai kebiasaan dan ciri khas yang melekat setiap karakter di dalam Upin Ipin. Tapi intinya ada pada pos hari ini. Mengapa semua anak Indonesia harus menonton Upin Ipin? Yuk ... cekidot.

Upin Ipin Mengajarkan Toleransi


Dari banyak poin penting yang saya catat dari Upin Ipin, inilah poin paling utama yang menginspirasi saya menulis pos tentang serial kartun asal Negeri Jiran. Toleransi. Toleransi yang seharusnya dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia.

Malaysia adalah Melayu. Meskipun bukan negara Islam tapi Malaysia identik dengan Islam. Bahkan, awal Upin Ipin dibikin pun demi untuk kepentingan Bulan Ramadhan, demi menanamkan semangat dan nilai-nilai positif Bulan Ramadhan kepada anak-anak. Hebatnya, pembikin Upin Ipin ini tidak idealis dengan ke-Islam-an saja. Penduduk Malaysia itu beragam. Bangsa Melayu menjadi bagian terbesar tetapi ada pula Ras Tionghoa Malaysia dan India Malaysia. Oleh karena itu ada karakter seperti Mei Mei dan Uncle Ah Tong yang tentunya kita tahu mereka sangat Cina. Ada pula Uncle Mutu dan keluarga Jarjit Singh yang sangat India.

Nilai toleransi yang diajarkan dalam serial Upin Ipin itu sederhana. Contohnya, saat ada anak-anak Muslim yang hendak batal puasa karena kelelahan bermain di lapangan, Mei Mei dengan gaya khasnya bakal bilang: tak boleh, nanti kamu punya Tuhan marah. Contoh lain saat Hari Raya Idul Fitri, teman-teman biasa diajak makan di rumah Upin Ipin. Ini pun berlaku ketika Mei Mei merayakan Tahun Baru Cina. Banyak penjelasan tentang kebiasaan dan kepercayaan Orang Cina. Upin Ipin dan teman-temannya pun tahu bahwa sapi merupakan hewan yang sangat suci bagi Orang India (Uncle Mutu dan keluarga Jarjit Singh). Jadi ingat Seppy. Hehe.

Ajaran tentang toleransi yang sederhana itu yang membikin saya menulis pos ini. Bagaimana dengan Indonesia yang punya begitu banyak suku serta banyak agama? Sudah seharusnya toleransi hidup lebih kental di negara kita bukan? Tapi kenapa tontonan tentang intoleran di televisi juga banyak datang dari negara kita? Sampai-sampai ada kaum ini lah, ada kaum itulah, ada kelompok inilah, ada kelompok itulah. Padahal, perbedaan yang tumbuh di Indonesia ini banyak, semakin banyak perbedaan seharusnya toleransi juga semakin tinggi.

Upin Ipin Mengajarkan Tentang Kebaikan


Toleransi dan kebaikan, tentu. Kebaikan ini datang dari semua karakter dalam Upin Ipin. Opah yang bijak, misalnya, selalu memberikan petuah berharga dalam setiap sendi kehidupan.Meskipun garang, Kak Ross sangat sayang pada adik-adiknya. Lihat saja Mail, segala sesuatu selalu diperhitungkan, tetapi dia tidak pelit ketika Upin dan Ipin membantunya berjualan ayam goreng di pasar. Tuk Dalang pun lebih lagi. Apabila musim rambutan, anak-anak boleh menikmati rambutan ... secara percuma. Belum lagi kebun duriannya. Tuk Dalang selalu saja bisa menraktir ABCD untuk Upin Ipin dan teman-teman. Belum lagi soal ajaran berkebun, memanfaatkan pekarangan untuk menanam sayuran kebutuhan makan sehari-hari.

Tidak berhenti sampai di situ. Kebaikan hidup yang diajarkan di dalam Upin Ipin juga datang dari permainan. Meskipun anak-anak itu tidak menutup mata dari permainan canggih semacam mobil remote control, tapi justru yang paling sering terekspos adalah permainan tradisional anak-anak di Kampung Durian Runtuh! Ada layangan, ada petak umpet, ada gundu, ada pula saat mereka harus menggantikan kelompok rebana di suatu acara pernikahan.

Kebaikan lain yang juga tak kalah seru adalah pesan-pesan sponsor. Seperti minum susu bagus untuk kesehatan, masalah mata, imunisasi, hingga rasuah alias suap. Bagaimana KPK-nya Malaysia bekerja itu dijelaskan dengan sangat sederhana kepada anak-anak, serta macam-macam rasuah dimana rasuah tak hanya uang tapi juga dalam bentuk barang ... termasuk ayam goreng. Hahaha. Ini kan bagus! Pelajaran demi pelajaran, kebaikan demi kebaikan, terus ada dan tersaji dalam serial Upin Ipin. Serial yang menurut orang lain sepele, tapi menurut saya sangat berharga.

⇜⇝

Poin-poin penting yang bisa dipetik dari serial kartun Upin Ipin di atas saya tulis dengan sungguh-sungguh. Bukan supaya kalian juga menonton Upin Ipin, melainkan supaya kalian juga tahu bahwa pelajaran berharga bisa kita dapatkan dari mana saja, termasuk dari menonton serial kartun yang konon katanya khusus untuk anak-anak.

Baca juga: Memang Betul Orang Bilang Tanah Kita Tanah Surga

Bagaimana dengan kalian?

Suka Upin Ipin juga?

Apa hikmah yang kalian petik dari serial kartu yang diproduksi Les' Copaque, Malaysia itu? Bagi tahu yuk di komen!

#SeninCerita



Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak