1 Video, 3 Aplikasi



Sering bikin video? Tentu! Kalian, mereka, saya. Kita sering bikin video untuk berbagai keperluan, terutama zaman sekarang untuk vlog yang diunggah di Youtube. Aplikasi edit video yang dipakai pun beragam, baik aplikasi khusus untuk menyunting video di Android seperti KineMaster maupun di komputer dan/atau laptop seperti Adobe Premiere.

Baca Juga: Inovasi Joseph Joseph

Saya sendiri juga sering bikin video. Sayangnya, saya belum bisa memakai Adobe Premiere yang kesohor dan paling digemari teman-teman videografer di Ende. Alasannya sederhana: laptop yang saya pakai tidak mampu 'mengangkat' kalau pakai Adobe Premiere. Kalian tahu siput? Kira-kira kerja laptop saya jadi macam siput kalau pakai Adobe Premiere haha. Oleh karena itu harus ada solusi. Dan ... terima kasih Martozzo Hann, sampai saat ini saya masih memakai Sony Movie Studio Platinum (SMSP) versi 12 dan versi 13.

Sepanjang pengalaman saya membikin video, kalau memang mau hasilnya bagus, tidak bisa mengandalkan satu aplikasi saja. Terlebih jika video tersebut harus digabung dengan foto-foto pendukung lainnya. Agak kurang sedap dilihat apabila transisi dari gambar bergerak menuju gambar tidak bergerak Oleh karena itu untuk membikin foto itu terlihat 'hidup' harus pakai aplikasi lainnya sebelum digabung dalam time line pada aplikasi final.

Kali ini saya mau bercerita tentang tiga aplikasi yang selama ini senantiasa menemani kegiatan menyunting video di laptop. Laptop saya, bukan laptop tetangga. Mungkin menurut kalian tiga aplikasi ini sudah basi, tapi bagi saya tiga aplikasi ini sangat mendukung proses edit video. 

Aplikasi apa saja kah itu? Mari kita cek ...

1. Sony Movie Studio Platinum (SMSP)


Aplikasi yang satu ini boleh saya tulis sebagai aplikasi utama (aplikasi final). Yang terinstal di laptop saya ada dua versi yaitu 12 dan 13. Seringnya sih saya pakai yang versi 12 karena sejak awal sudah pakai versi itu sehingga sudah akrab sekali sama belantaranya. SMSP menyelamatkan saya dari aplikasi edit video sebelumnya. Aplikasi sebelum SMSP itu menurunkan kualitas video sehingga saya harus say good bye padanya. Maafkan ya.

Ini tampilan lembar kerja SMSP yang saat ini sedang saya kerjakan yaitu tentang potensi desa-desa di Kecamatan Ende.

Potongan video (beberapa foto) ini terlihat seperti barcode.


Proses mengedit ini sering saya sebut 'bikin pola' sedangkan proses render saya sebut 'menjahit'.

Kelemahan SMSP hanya satu yaitu transisi yang terbatas; yang itu-itu saja. Apapun transisi tambahan yang ditawarkan di internet pun berakhir pada kalimat: beli dooonk, yang gratisan sudah selesai masa pakai ini! Haha. Tapi tidak mengapa, karena jika saya mau lebih lelah sedikit, maka saya bisa membikin sendiri transisi yang diinginkan kayak punya Sam Kolder. 

2. ProShow Producer


Aplikasi kedua adalah ProShow Producer. Secara umum aplikasi ini juga bisa dipakai untuk menyunting video tetapi saya lebih suka memakainya untuk kebutuhan menyunting foto agar fotonya terlihat lebih hidup alias bergerak seperti sebuah video.


Pada gambar di atas, masih dari lembar kerja SMSP, kalian bisa melihat foto peta yang saya insert sebagai dukungan cut-to-cut video. Foto peta itu kalau dilihat sudah bergerak (saya pakai efek zoom dan pan begitu) sehingga transisi ke video berikutnya terlihat lebih sedap.

3. Photoscape


Ada apa antara saya dengan Photoscape!? Bukankah seharusnya saya melanjutkan belajar Photoshop? Hehe. Ah, dinosaurus manyun tuuuh gara-gara saya berhenti belajar Photoshop hanya karena otak saya sudah letih huhuhu. 


Photoscape membantu saya mengedit foto-foto mulai dari pencahayaan, warna, hingga untuk penggabungan beberapa foto sekaligus. Saya suka Photoscape karena memang menggunakannya super duper mudah! Selain Canva, saya juga mengandalkan Photoscape untuk foto-foto pendukung pos blog.

1 Video, 3 Aplikasi, itu yang saya gunakan demi membikin satu video ... siapa tahu kalian justru memakai lebih dari satu aplikasi.

Baca Juga: Living In A Camper

Biasanya saya akan membuat draf video terlebih dahulu. Setelah draf jadi, saya mengumpulkan materi-materinya. Materi ini terdiri dari video, foto, dan musik pendukung jika kita memang tidak memakai natural sound dari video yang bersangkutan. Supaya keren saja haha. Materi sudah lengkap atau 90% lengkap, saya buka lembar kerja di SMSP dan mulai membikin pola. Membikin pola sama lamanya dengan render. Hanya saja, lamanya membikin pola tergantung mood. Rata-rata video berdurasi 45 menit membutuhkan waktu dua hari atau tiga hari untuk pola-nya. Render-nya atau waktu jahitnya kan sudah ada rata-rata durasi. Terlama itu waktu saya bikin video untuk pernikahannya Om Nugie dan Tante Mercy, bisa memakan waktu satu minggu dan fokus terlama pada pola penari awalnya. Bisa dilihat pada video di bawah ini:


Okay, itu saja cerita hari ini tentang aplikasi-aplikasi yang saya gunakan untuk membikin atau edit video. Bagaimana dengan kalian? Jangan bilang kalian pakai Adobe Premiere huhuhu itu bikin iri to the max, tahuuuu.

Semoga bermanfaat!


Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak