5 Yang Unik dari Ende (Bagian 2)


Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki hal-hal unik. Keunikan ini telah ada bersama kehidupan masyarakat dan tumbuh berkembang dari zaman ke zaman. Misalnya keunikan Didong, kesenian dari Aceh yang dimulai sejak zaman Reje Linge XIII. Para seniman Didong dikenal dengan sebutan Ceh. Di dalam kesenian ini ada nilai-nilai religius, keindahan, dan kebersamaan. Peralatan yang digunakan adalah bantal dan tepukan tangan pemainnya.

Apabila Didong dari Aceh terlalu jauh, maka di Ende ada satu kegiatan yang disebut minu ae petu (minum air panas). Minu ae petu dilakukan oleh pihak yang hendak menyelenggarakan hajatan seperti pernikahan dan khitanan. Untuk keperluan pernikahan, minu ae petu hanya dilakukan oleh pihak calon pengantin laki-laki; mengundang kaum kerabat, tetangga, teman-teman, untuk duduk menikmati air panas dan tentu menyumbang sejumlah uang kepada tuan rumah. Menyumbang sejumlah uang ini bukan tujuan utama minu ae petu tapi kebersamaan merangkul kaum kerabat untuk suatu perayaanlah yang utama. Minu ae petu pun bukan berarti tamu yang datang hanya disuguhi air panas, melainkan teh, kopi, kudapan, hingga makan besar.

Baca Juga : 5 Kelas Blogging

Setelah menulis 5 Yang Unik dari Ende (Bagian 1) yang juga bisa dibaca di blog yang ini, saatnya saya menulis 5 Yang Unik dari Ende (Bagian 2). Dari Bagian 1, kalian tentu tahu bahwa keunikan-keunikan ini saya kumpulkan dan tulis untuk bakal sebuah buku yang entah kapan terbitnya berjudul Endelicious. Bagi saya keunikan setiap daerah wajib diketahui oleh orang lain di luar daerah tersebut. Kalian tahu, betapa senangnya saya mendengar cerita Benny Reo, seorang sahabat yang dulu pernah bertugas di Pulau Sumba, saat dia bercerita tentang podhu, budaya mencari jodoh yang supeeeeer unik. Cerita tentang podhu tidak saya peroleh saat berada di Pulau Sumba. Intinya kira-kira seperti itu; saya juga ingin seperti itu, bisa menceritakan hal-hal unik dari daerah saya sendiri.

Sebelumnya, mari kita lihat apa saja 5 yang unik dari Ende bagian pertama:

1. Nama Unik.
2. Ende si 'Anak' Tengah. 
3. Dua Suku, Dua Bahasa.
4. Kami Penyingkat Kata.
5. Lima Menit Itu Memang Ada.

Melanjutkan keunikan Ende berikutnya ... cekidot!

1. Darat, Laut, Udara

Kabupaten Ende yang, dalam skala masyarakat di Pulau Kalimantan - misalnya disebut kecil, punya moda transportasi yang lengkap. Transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara. Bahkan tahun 2003-an, Mami Yovita Atmadjaja sering saya godain karena waktu itu Banyuwangi belum punya bandara. Bandara Blimbingsari di Banyuwangi baru dibuka 29 Desember 2010. Moda transportasi darat didukung oleh jalan trans-Flores dari Labuan Bajo sampai Flores Timur yang tentu melintasi Ende sebagai 'anak' tengah. Moda transportasi laut didukung oleh Pelabuhan Bung Karno, Pelabuhan Ippi (I dan II), pelabuhan-pelabuhan lain yang mendukung bisnis dan perekonomian, serta pelabuhan rakyat. Moda transportasi udara didukung oleh Bandara H. Hasan Aroeboesman. 

Ini unik. Kabupaten sekecil ini punya prasarana transportasi darat, laut, dan udara. Komplit!

2. Gunung dan Pantai yang Tetanggaan

Bu Jokoooo ada termos es? Qiqiqi. Menulis tetanggan, saya jadi ingat iklan sirup penurun panas anak zaman baheula itu. Di Kabupaten Ende, gunung dan pantai itu tetanggaan. Terkhusus di Kota Ende, kalian bisa melihat Gunung Meja, Gunung Ia, berada di daerah tanjung, sementara di Teluk Ende kalian bisa melihat perahu-perahu nelayan berbaris. Kalau orang bilang asam di gunung garam di laut bertemu dalam satu belanga, maka di Ende yang namanya asam dan garam itu kalau mau ketemu ya ketemu saja. Haha!

Baca Juga : 5 Hasil Daur Ulang

3. Dua Lokasi Untuk Petani Batu

Di Ende ada dua lokasi petani batu yang sangat terkenal. Yang pertama adalah Pantai Penggajawa dimana para petani batu mengumpulkan batu-batu laut. Yang kedua adalah Samba dimana para petani batu menambang dan mengumpulkan batu-batu gunung. Dulu saya pernah bikin filem dokumenter tentang petani batu Samba, tapi sudah lupa disimpan di mana gegara laptop dan hard disk eror.

4. Kaya Corak Tenun Ikat

Kalian pasti tahu bahwa di Indonesia ini ada dua kain hasil kerajinan tangan yang bisa dipakai bolak-balik yaitu songket dan tenun ikat dari NTT. CMIIW alias correct me if I'm wrong. Nah, di Kabupaten Ende sendiri tenun ikat bukanlah sekadar hasil kebudayaan yang dipakai oleh laki-laki dan perempuan atau cinderamata yang diburu wisatawan. Tenun ikat merupakan lambang kebanggaan pemakainya berdasarkan corak, jenis, dan cara pembuatan. Saya pernah mengikuti lomba video dokumenter yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Video itu saya beri judul: Tenun Ikat, Karya Jenius dari Ende. Videonya masih ada tapi sayang belum saya unggah ke Youtube. Waktu itu masih pakai Ulead versi lama sehingga kualitas video tidak segarang kalau ngedit pakai Sony Movie Studio Planitum.

Kalian akan tahu bahwa tenun ikat berjenis Kembo itu harganya paling mahal karena proses pembuatannya dan bahan yang digunakan, jika dibanding tenun ikat berjenis Mangga atau Kelimara.

5. No Woman No Cry, No Jambret No Copet

Haha. Istilah ini sebenarnya berasal dari sahabat saya Ilham Himawan, sahabat yangmana kalau nongkrong kita punya aturan: tidak boleh berbicara tentang cerita yang sama. Oke, apa maksud poin nomor lima ini? Maksudnya adalah di Ende sulit ditemui adanya jambret dan copet. Kalaupun ada, sekali dua terjadi fenomena itu, langsung diciduk oleh polisi. Karena Ende ini kecil, kawan. Saya pernah kecurian laptop sekitar tahun 2013. Tapi berkat tetangga dan kecilnya Kota Ende, empat hari kemudian kami menyambangi rumah si Tina (namanya Tina emang) dan akhirnya laptop pun kembali ke tangan saya padahal si laptop sudah di tangan pembeli.

Waktu saudara saya dari Surabaya datang ke Ende, dia terheran-heran melihat kunci sepeda motor kadang dilepas di sepeda motor tanpa kuatir. Dia takut bukan main sepeda motornya dimaling. Hehe. Kemalingan sepeda motor memang bisa terjadi tapi sepuluh jari tangan bakal berlebih untuk menghitungnya.

Masih banyak yang unik lainnya dari Ende, tapi tentu tidak di pos ini. Nantikan di pos berikutnya.

Mari, kawan. Kita eksplor keunikan daerah kita masing-masing. Karena, kadang keunikan itu tidak tercetak di buku panduan wisata. Misalnya, cungkil mahatari, suatu istilah yang ... psstt ... not now. Hehehe :)

Baca Juga : 5 Tanaman Dapur di Rumah

Yuk ke Ende.



Cheers.

20 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. No Woman No Cry, No Jambret No Copet
    Hahaha ketawa aja bacanya teh, menandakan lokasi yang damai dan tentram ya..btw walaupun baru denger yang namanya Ende, tapi keren yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyess damai dan tentram heheh pada bagian berikutnya bakal saya tulis soal adzan Subuh dan lonceng gereja yang salut sahut :D

      Hapus
  2. Ine, soal nomor 5, mohon maaf saya agak tidak paham ne, (sudah baca tapi lagi lagi tidak paham), begini ine apa hubungannya antara tembang kenangan Bob Marley dengan kota Ende Ine?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hueheheh itu semacam istilah karena diawali 'no' ahaha.

      Hapus
  3. Kalau begitu ... kunantikan video dokumenter kak Tuteh tentang kain tenun ikat Ende diunggah di youtube.

    Kenapa kunanti2kan ?.
    Karena kak Tuteh pasti udah tau jawabannya ... hehehe ...
    Aku penggila kain tenun 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahahah Insha Allah bakal saya upload ya ... soalnya panjang bener :D

      Hapus
  4. pegunungan...indah banget.
    thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu namanya Gunung Meja, kaka hehehe. Ikon kota Ende kalau datang lewat jalur udara.

      Hapus
  5. Baca artikel Ka Tuteh koq aku jadi mengikuti logat flores deh hehehe. Sayang banget file film dokumenternya hilang ka...padahal seru kayanya kalo di upload di yutub. Ende keren juga ya, saya baru tau dari artikel ini kalau dia begitu lengkap transportasinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahah mari su omong pake kami pung dialek :D wkwkwkw. Iya, lengkap sekali transportasi kami di sini berikut prasarananya. Mariiiii ke Floressss ke Endeeee

      Hapus
  6. Kirain minum air panas beneran yang baru di rebus beb, kayak aksi kuda lumping yang makan kaca itu, gak taunya di kasih teh sama kopi trus diaduk dan tambahin gula dikit, kikiki

    kalau di daerah sini orang aslinya punya kegiatan unik juga kalau mau hajatan beb, kalau di ende nyumbang sambil minum air, di sini lelang benda, kaya ayam dll tar yang paling banyak nawarny paling gengsi lah critanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahah minum air panas itu kadang makan besar loh hehehe. Btw kenapa tidak ditulis yang unik-unik dari daerahmu, bebz? Kan mantap tuh. Saya baru tahu ada lelang-lelang begitu. Keren kali yaaa kalau ditulis.

      Hapus
  7. Aku tahunya Ende itu karena teman kosku banyak orang sana ahahhahahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga teman-temannya kenal saya hahahah :D *berasa artis*

      Hapus
  8. Gunung dan Pantai tetanggaan, kayak di Pangandaran dong ya.
    Bu jokooo, ada termos es?? Qiqiqi ketauan deh mbaknya generasi jaman old hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih kerennya Pangandaraaaan saya sukaaa bisa lihat sunrise dan sunset dari tempat yang sama! Kece. Yeeeee generasi semula-jadi ini nih :D

      Hapus
  9. Baca tulisan ini sembari penasaran nebak-nebak tempatnya kayak gimana hahaha. Karena fotonya hanya diawal, pengen ke ende banget Saya tapi Mbak, penasaran 😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha Hyuk ke Ende. Kalau mau lihat lengkapnya, ada video yang baru saja saya pos di G+

      Hapus
  10. Dari nama2 makanan dan lainya yg saya baca di blog ini,...ternyata bhs Ende sulit ya mbak?

    Komplit sekali Ende ada bandara, pelabuhan maupun jalur darat...dan tempatnya aman lagi..

    BalasHapus
  11. @Mas Aris Armunanto : hehehe bahasa Ende, sama kayak bahasa daerah lainnya, meskipun sulit kalau dipelajari jadi nggak sulit hehehe. Iya Ende komplit ... I love this city :D

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak