5 Obat Wajib Perjalanan Jauh


Jum'at, 23 November 2018 kemarin saya menjalankan tugas liputan ke luar negeri kota tepatnya di Kelurahan Bokasape, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende. Meskipun masih dalam wilayah Kabupaten Ende tapi jaraknya lumayan jauh yaitu sekitar 65 (enam puluh lima) kilometer dari Kota Ende. Bagi kalian yang hidup di kota besar sebesar dinosaurus seperti Jakarta misalnya, jarak segitu mah tidak ada artinya. Tapi bagi kami yang tinggal di Pulau Flores, jarak segitu sangat berarti terutama karena kami harus melintasi jalan trans-Flores yang berliku seumpana kisah asmara Siti Nurbaya, melintasi hutan, perumahan penduduk lokal, daerah persawahan, tebing yang pada musim hujan melongsorkan batu-batu cadas, hingga harus mengalah sama hewan-hewan yang piknik di badan jalan. Pada titik tertinggi, kami harus memelankan laju kendaraan (sepeda motor) karena kabut yang turun hingga ke aspal menyempitkan jarak pandang yang tinggal satu sampai dua meter saja.

Baca Juga : 5 Manfaat Garam

Bersama Mila dan Santy, siang itu saya membelah jalanan trans-Flores dalam kondisi hujan tanpa henti. Itu perjalanan yang Rock'n'Rain selama hampir empat jam dengan jeda sekitar empat puluh lima menit ngopi cantik di Lepa Lio Cafe, di Kecamatan Detusoko. Baru kali ini saya melakukan perjalanan luar kota dengan kendaraan roda dua, Onif Harem, tanpa punya kesempatan melepas mantel dan kawan-kawan. Aduhai!


Kalian iri sama sepatunya? Beli sendiri doooonk. Murah kok, hanya empat ribu Rupiah! Haha.

Perjalanan jauh itu membikin saya tahu, sejak dari Kota Ende hingga pada saat kami telah ditempatkan di rumah salah seorang penduduk Kelurahan Bokasape, bahwa ternyata kami bertiga punya kebutuhan yang nyaris sama untuk urusan perjalanan luar kota ini. Minyak, obat, minyak, obat. Bahkan malam hari pertama, kami harus pergi mencari fresh care yang tanpanya Mila tidak dapat tidur lelap sambil ngorok dan ngiler. Dan karenanya indera penciuman saya rusak sesaat hahaha. Aromanya sungguh luar biasa aroma fresh care yang satu itu. Tobat seribu tobat. Saya sampai bingung jangan-jangan ada yang berubah dengan struktur penciuman saya haha.

For your information, Kelurahan Bokasape terletak di jantung Kecamatan Wolowaru, yaitu pusat lalu lintas trans-Flores sehingga banyak toko kelontong yang berdiri gagah di sekitarnya. Tidak sulit untuk sekadar mencari fresh care meskipun harus mengalah karena sudah tidak pilihan aroma lain. Huhuhu. Sayangnya, meskipun termasuk wilayah kecamatan tapi tidak ada pom-bensin di sana. Padahal Kecamatan Boawae di Kabupaten Nagekeo sana, punya satu pom-bensin yang selalu ramai. Kebutuhan bensin di Kecamatan Wolowaru ini disediakan oleh para penjual eceran yang dengan mudah ditemui sepanjang jalan.

Dari pengalaman perjalanan itu, tentu juga perjalanan lainnya ke wilayah lain di Indonesia, saya merangkum lima obat perjalanan jauh yang wajib dibawa oleh kalian, saya, mereka, siapa saja yang melakukan perjalanan jauh. Terlihat sepele, tapi pada kondisi tertentu akan sangat membantu meringankan beban ekonomi keluarga gejala dan/atau sakit yang dirasakan. Iya, tidak perlu harus langsung pergi ke dokter, atau dalam hal ini ke Puskesmas Wolowaru.

Baca Juga : 5 Manfaat Tertawa

Apa saja sih yang wajib dibawa?

Yuk kita intip ...

1. Minyak

Minyak ini ibarat nama internasional yang ampuh untuk perjalanan jauh. Sejak dulu Mamatua pun sering membawa minyak tawon ke mana pun pergi. Selain saya yang membawa minyak Varash, Santy membawa sebotol besar minyak kayu putih, Mila pun wajib mencari fresh care yang masih termasuk dalam kelompok minyak juga kan ya hahah *maksa*. Untung kita masih di jantung Kecamatan Wolowaru yang banyak toko kelontongnya. Kalau tidak? Bisa-bisa Mila menghantui kami setiap malam karena tidak bisa tidur. 

Kenapa saya memakai Varash? Untuk melindungi dan membikin kaki terasa lebih enak saat diajak tidur. Jadi hanya dioles ke telapak kaki dan kaki saja. Karena, ketika pergi ke tempat orang seperti itu kan belum tentu saya juga bisa JMKK. Varash juga membantu Mila dan Santy; dioles ke perut sebelum tidur. Sampai-sampai, pada malam terakhir tidur di Kelurahan Bokasape saya bilang begini pada mereka: lama-lama saya goreng kalian berdua. Seluruh badan diminyakin!

2. Pereda Nyeri

Pereda nyeri merupakan obat yang wajib dibawa oleh para pejalan karena kalian tidak akan pernah tahu kapan merasakan nyeri/sakit kepala atau perut. Pereda nyeri ini macam-macam. Bisa dimulai dari Menfentan / Asam Mefenamat sampai ranitidin (lambung). Tergantung kalian nyamannya pakai obat yang mana. Kalau saya sih untuk melekaskan hilangnya sakit kepala, sakit gigi, atau nyeri lambung, saya minum Menfentan. Ada baiknya kenali dulu pula alasan kepala kalian sakit, misalnya, karena alasan sakit kepala kan banyak banget, diantaranya karena terlambat makan. Kalau saya sih pasti sakit kepala kalau dompet menipis. Haha.

3. Penetral Asam Lambung

Obat yang satu ini wajib dibawa oleh kalian yang mengalami maag akut. Salah satunya bernama Antacid. Jadi, kalau perut/lambung sudah nyeri banget, langsung mengunyah satu Antacid, menunggu beberapa saat, lalu makanlah sepiring nasi (disertai lauk pauk penggugah selera seperti semur jengkol misalnya, atau sup sari kuku dinosaurus), dan lantas minum obat Ranitidine. Dua obat yang saya tulis ini; Antacid dan Ranitidine, adalah anjuran dari keponakan saya yang apoteker saat saya sudah nyerah sama nyeri/perih yang terasa di ulu hati. Jadi, menulis ini karena pernah mengalaminya. Tapi mungkin tidak sama berlaku pada setiap orang. Yang jelas, konsultasikan dulu lah sama dokter kalian sebelum menyiapkan obat-obat seperti pereda nyeri dan penetral asam lambung untuk perjalanan jauh.

4. Obat Luka/Antiseptik

Semua orang pasti tidak mau tubuhnya terluka apalagi hati yang terluka dan teraniaya. Tapi luka bisa terjadi kapan saja. Misalnya, kalau tidak hati-hati dengan jalanan yang licin, bisa tergelincir, terjatuh, dan menyebabkan luka pada kulit. Obat luka antiseptik yang umum dipakai antara lain Betadine dan Rivanol. Bawalah sebotol untuk jaga-jaga.

5. Obat Diare

Ini saya alami ketika berada di Kelurahan Bokasape. Entah mengapa. Padahal semua yang saya konsumsi normal. Kemungkinan perut saya tidak cocok dengan air minum yang ada di sana sehingga menyebabkan saya mengalami diare pada pagi hari terakhir pulang. Sayangnya saya tidak membawa obat diare jadi hanya bisa mengoles perut dengan Varash. Varash lagiiiii. Hehe. Mau minum air hangat tapi kuatir malah semakin menjadi diarenya karena kecurigaan saya ada pada air minumnya. Menggosok perut dengan minyak Varash sangat membantu menahan sampai saya tiba di Ende (rumah) ... parkir motor ... lari ke kamar ... masuk kamar mandi ... tamat.

Tempat tujuan perjalanan kita pasti punya puskemas, apotik, atau tempat praktek dokter, tapi menyiapkan obat-obat ini di dalam backpack rasanya wajib dilakukan untuk penanganan super cepat.

Baca Juga : 5 Manfaat Buah Sirsak

Setelah membaca lima obat wajib perjalanan jauh versi saya di atas, bagaimana dengan kalian? Apakah kalian juga pasti membawa obat-obat itu? Atau ada obat lain yang wajib dibawa? Bagi tahu donk di komen hehehe.

Semoga pengalaman saya juga dapat bermanfaat bagi kalian.



Cheers.

17 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. saya memang bawa obat "anti septik" atau minyak tawon ke mana mana....
    kayaknya perlu juga bawa yang lain lain....siiip deh atas sarannya

    BalasHapus
  2. minyak wajib dibawa, karna kita berhadapan dengan udara pas perjalanan, so ini wajib banget deh pokoknya hehehe :D

    BalasHapus
  3. @Tanza Erlambang - Speed Up : Hahah iya betul sekali apalagi antiseptik dan tawon itu kayaknya jadi semacam barang wajib ya hahaha. Manfaatnya juga oke sih buat perjalanan jauh.

    @Kang Naim : Sepakat pakai banget!

    BalasHapus
  4. Minyak...atau minyak angin salah satu barang wajib untuk di bawa kemana pun pergi, saat terjadi mual mual di perjalanan oles saja minyak kayu putih atau munyak apalah ...agar perjalanan nyaman

    BalasHapus
  5. satu lagi obat haus....yaitu air dalam kemasan....

    BalasHapus
  6. Enak banget perjalanannya di Flores, seperti dalam gelora asmara Siti Nurbaya, mantap..!
    Buat saya, yang wajib dibawa selama travel adalah obat diare, pereda asam lambung, alcohol sanitizer, dan ehm parfum

    Thank you for sharing

    BalasHapus
  7. Pilihan saya Counterpain mbak.. hahhaaa... Sama Bodrex deh.. Aiiiuh... Satu lagi kalo keluar kota saya gak bisa tidur tanpa obay nyamuk a.k.a sofell 😂😂😂😂😂😂😂😂

    BalasHapus
  8. Waduhhh gawat ini,
    Saya malah gak pernah bawa dr ke 5 hal diatas. Sejak 2014 mungkin udah lebih 50 kali lalu-lalang dr Kampung-Kota Padang (+350 km).
    Kyaknya mesti lebih waspada lagi ini mah

    BalasHapus
  9. Kalau nasi uduk, termasuk obat perjalanan jauh ngk yach, soalnya bisa bikin ngantuk kalau dimakan karena kekenyangan,heheheh...

    BalasHapus
  10. @Triknews :
    Betul sekali itu benda wajib. Kalau air dalam kemasan/botol itu memang sudah menjadi kebiasaan saya setiap hari hahaha selalu ada di jok sepeda motor! :D


    @Lantana Magenta Hermosa :
    Hahaha mari ke Flores dan rasakan sensasi perjalanannya, Kak. Iya betul saya lupa obat diare itu kemarin.


    @Ewafebri :
    Counterpain dan bodrex ada teman saya yang juga sering bawa itu hahaha. Obat nyamyuk saya nggak pernah kepikiran, tapi kayaknya ini bakal masuk list deh :D


    @Wiki Pebrianto :
    Hehehe mungkin karena sudah biasa kan. Tapi membawanya juga tidak rugi karena tidak memakan tempat dalam backpack :D

    @Kang Nata :
    Haahhaha nasi uduk oh nasi uduk, sama-sama bersaing dengan nasi Padang ... huhuy!

    BalasHapus
  11. Wah lengkap ya obat yg dibawa mba, klo saya cuma bawa frescare sama obat magh aja hehe, btw salam kenal ya mba :)

    BalasHapus
  12. Waaah Mbak Tuteh hebat. Empat jam perjalanan naik motor dalam hujan? Kalau saya pasti sudah menggigil kedinginan dan masuk angin. By the way kalau saya kemana mana harus ada tolak angin atau antangin. Itu pasti karena tiap masuk angin hanya dua obat itu yg cocok. Yg kedua bawa uang koin karena kalau masuk angin harus kerokan. Bisa pakai handbody atau minyak kayu putih. Hahahha...

    BalasHapus
  13. Saya juga punya tuh, temen yang selalu pakai Fresh Care. Apalagi kalau malam hari. Sering jalan bareng dengan dia, lama kelamaan hidung saya kebal dengan bau-bauan minyak itu. Padahal saya sendiri jarang banget pakai minyak apapun.

    BalasHapus
  14. mba, akupun pengabdi freshcare <3 sampe nyetok yang warna kuning saking enak baunya. kaya permen ngga kaya minyak angin, soalnya akupun ngga terlalu suka bau minyak angin. tapi kalo jalan-jalan masih mending bau minyak angin nih daripada bau kentut huahahaha

    BalasHapus
  15. obat perjalanan jauh versi beta: ant*mo, air putih, dan masker :D. maklum, beta tukang mabuk di jalan hahaahaha XD

    BalasHapus
  16. @Yani:
    Hahaha lengkap tapi masih kurang obat diare itu yang sama sekali tidak terpikirkan. Freshcare ini nama tengah banyak pejalan ya hahaha.

    @Nunung Yuni Anggraeni:
    Itu perjalanan yang Rock'N'Rain hahaha. Betul kita harus membawa yang cocok dengan kita, yang biasa dipakai. Eeeeh uang koin? Sama punya banyak nih hahaha.

    @Dyah:
    Hahaha iya, Kak. Jadi kebal kalau terus-terusan mencium/hirup aromanya. Tapi saya tidak bisa kalau freshcare, akhirnya teteup Varas di hati dan di tas :D

    @Agi Tiara:
    Bruakakak Pengabdi Fresh Care! Enak betul ini istilahnya hahaha :D Astagaaa kalau bau kentut itu lekas cari yang kentut hahah. Tapi kami bertiga itu juga perang kentut loh :D

    @Arystha:
    Sama donk kitaaaa hehe. Makanya saya tidak bisa menumpang kendaraan roda empat karena mabuknya parah beud, Rys.

    BalasHapus
  17. Kalau dulu seringnya pake minyak GPU tapi setelah memakai tangan berminyak. Ya sudah baru awal-awal ini pakai Fresh Care. Tambahan vitamin pharmaton, vicks dan tolak angin kalau saya bepergian he he he....

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak