Ramadhan Yang Menyejukkan



Bulan Ramadhan telah memasuki hari ke-lima. Artinya sudah lima hari umat Muslim menjalankan ibadah puasa Ramadhan; menahan segala hawa nafsu dari godaan yang dapat membatalkan ibadah puasanya. Sebagian bocah mungkin menganggap hal terberat dari berpuasa adalah menahan lapar dan haus. Sebagian orang dewasa menganggap hal terberat dari berpuasa adalah menahan diri secara keseluruhan terlebih bagi yang kecanduan merokok. Haha. Itu mulutnya pasti asaaaaam sekali rasanya. Bagusnya puasa bagi yang hendak berhenti dari kebiasaan merokok adalah dapat melakukannya (berhenti merokok) secara perlahan. Tapi kata teman yang pernah berhenti merokok, jangan perlahan, nanti malah tidak berhenti. Kalau mau berhenti, sekalian saja.

Bagi saya, dan mungkin juga bagi teman-teman Muslim, Ramadhan selalu menyejukkan hati. Bulan Ramadhan selalu berbeda dengan bulan-bulan lainnya; perbedaan auranya sangat signifikan. Yang paling pertama terasa adalah suara orang yang tadaruz-an dari masjid-masjid. Suara itu seperti memanggil saya untuk melakukan perbuatan yang sama pula. Meskipun satu-satunya Muslim di lingkungan tetangga yang semuanya beragama Katolik, namun selama puluhan tahun tinggal di sini, belum pernah ada yang memprotes ketika saya mengaji selama berjam-jam. Kalau mengaji pun, semakin lama, suara akan mengeras dengan sendirinya (pengalaman pribadi). Kadang, kalau sudah lama mengaji, terus tidak kedengaran lagi pada hari-hari berikutnya, mereka bertanya. Saya hanya menjawab, "Sudah khatam. Sudah selesai. Nanti ulang lagi hehehe." atau "Sedang datang bulan." Apabila jadwal mengaji saya bertepatan dengan kegiatan doa/sembahyang oleh KBU di rumah tetangga paling dekat, maka saya akan menunggu mereka selesai berdoa (biasanya pukul 20.00) barulah saya mulai membuka Al Quran.

Indahnya ... Indahnya ketika semua umat beragama saling hormat-menghormati, saling toleransi dalam harmoni yang tinggi.

Yang kedua adalah kebiasaan shalat Tarawih. Dulu saya masih rajin Tarawih, hampir setiap malam (kecuali sedang datang bulan). Ketika kuliah yang jadwalnya sore sampai malam hari, saya jarang Tarawih, kecuali dosen pada mata kuliah jam ke-2 tidak datang. Kadang, waktu dan kesempatan ada, tetapi rasa malas menyerang. Tapi saya berusaha untuk bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk bisa beribadah di Bulan Ramadhan. Setahun sekali ini ... rugi kan yaaa. Hehehe.

Yang ketiga adalah pola makan dan pola tidur yang berubah. Jelas ini. Biasanya tidur pukul 23.00 Wita atau pukul 01.00 dinihari tanpa diinterupsi bangun pukul 03.00 untuk menyiapkan bekal sahur, pada Bulan Ramadhan pola makan dan pola tidur kita berubah. Oleh karena itu Yayasan Perguruan Tinggi Flores yang menaungi Universitas Flores (tempat saya bekerja) mengeluarkan aturan masuk kerja yang boleh dilakukan pada pukul 09.00 Wita (biasanya pukul 08.00 Wita). Padahal, puasa tidak boleh dijadikan sebab kita diberikan diskon waktu bekerja atau menjadi sebab kita boleh meminta permanjaan (duh, bahasanya). Tetapi toleransi di sini sangat tinggi. Kami yang Muslim boleh masuk kantor pukul 09.00 :) mengingat pukul 03.00 kami sudah harus bangun untuk menyiapkan bekal sahur dan sahur. Kadang kembali tidur setelah shalat Subuh sekitar pukul 05.00.

Yang keempat adalah takjil. Aura Ramadhan yang menyejukkan tidak terlepas dari takjil; bekal buka puasa. Saya tidak tahu dengan daerah lainnya, tapi di Ende, takjil tidak hanya diburu oleh kaum Muslim yang menjalankan ibadah puasa saja, tetapi juga oleh teman-teman non-Muslim. Tempat-tempat yang menjual takjil selalu ramai menjelang waktu berbuka puasa. Kadang saya bertemu teman yang non-Muslim, lantas kami cerita-cerita, haha hihi, baru deh beli takjil. Tak lupa saya berkata, "Maaf kalau ada aroma naga dari mulut nih ..." Dan teman hanya tertawa dan berkata, "Namanya juga puasa, Teh."

Pada masa awal puasa, empat aura itu betul-betul terasa, sangat melekat. Sangat menyejukkan. Akan sedikit berbeda jika kita memasuki seminggu menjelang Idul Fitri. Kesibukan akan lebih meningkat. Hehe. Kalau mendekati Idul Fitri, saya bakal menghindari pasar *ngakak* dan semua barang dititip pada tetangga yang pergi ke pasar. Kadang tidak kuat sama hiruk-pikuknya.

Terlepas dengan segala hal yang terjadi di Indonesia, bagi saya, Ramadhan selalu menyejukkan. Bulan yang memberikan kesempatan kita untuk lebih khusyuk beribadah.

Selamat melanjutkan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan, bagi kaum Muslim yang menjalankannya ... semoga Ramadhan kali ini memberi hikmah dan berkah untuk kita semua. Dan semoga bisa khatam lagi hehehe :D

Cheers.

1 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Eeh udh ke 5 ya sis... gak sadar hihi iya sis yang sering protes kalau ada yang tadarusan biasanya malah orang muslim, gk tau deh muslim beneran apa gk

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak