Kampanye Bermanfaat



Musim kampanye.
Musim baliho.
Musimnya yang sedarah mendadak saling kutuk karena beda kubu.
Haha.

Akhir Januari 2018 saya menulis status di Facebook. 

Kapan ada kampanye dalam bentuk:
1. Beasiswa untuk anak cerdas yang tak punya biaya.
2. Pelatihan keterampilan seminggu penuh untuk anak-anak panti asuhan.
3. Gerakan daur ulang (misal: desa daur ulang. Kan sudah ada desa internet).
4. Dan lain-lain.

Jadi, sebelum terpilih mereka sudah kasih bukti.

Status itu ditanggapi macam-macam oleh teman-teman Facebook. Salah satunya Kakak Cici Ire. Komentar yang cerdas.


Sebenarnya, dengan kampanye bermanfaat seperti itu, tentu para calon-calon itu sudah terlebih dahulu memberikan bukti, tidak cuma mengumbar janji yang secepat kilat mereka lupakan. Mungkin mereka kurang minum vitamin jadi sering lupa sama janji-janji sendiri. Qiqiqiqi. 
Di kota kami, Kota Ende, yang namanya musim kampanye identik dengan keramaian tanpa batas. Kampanye sama dengan artis, yang konon katanya, Ibu Kota, mengulik panggung sederhana ala kota kecil sampai jebol. Coba bayangkan, dengan dana katakanlan sekitar 50 juta (50 juta mah keciiil bagi calon-calon itu) ketimbang buat bayar artis kan mending digunakan untuk yang lebih bermanfaat seperti bikin kampung daur ulang; cari tutor, kumpulkan masyarakat, bikin sosialisasi, bikin pelatihan, siapkan market untuk barang daur ulang, dan seterusnya. Jujur, 50 juta itu sangat banyak untuk kelangsungan sebuah sekolah yang butuh perbaikan; atap dan dinding bocor serta lantai tanah. 
50 juta untuk kesenangan fana 3 - 5 jam. Kemudian selesai. Masyarakat yang berdiri di bawah terik matahari atas dasar kemauan sendiri, atau dibayar, atau juga kebetulan sekadar lewat di lapangan tersebut, kemudian pulang membawa cerita "Uih itu artis punya goyangan tu ngeri eee hahaaeeee!" setelah itu isteri teriak, "Woe mana doi belanja? Kau ni lupa ojek kah!?" Mungkin ada juga yang bakal berpendapat, masyarakat butuh hiburan sekali-kali. Hitunglah hiburan 5 tahun sekali. Tapi sayangnya sudah 5 tahun sekali, hiburannya kurang bermanfaat pulak!
#Eh
Masih jauh memang berharap tentang kampanye bermanfaat. Tapi mungkin satu dua hal kecil yang dilakukan oleh calon-calon itu merupakan kampanye bermanfaat yang kita tidak tahu. Who knows? Lha saya kan hanya masyarakat biasa dengan pemikiran sederhana, jadi maafkan kalau gaya mikir saya itu luruuuusss aja :D
      
Yang jelas kalau saya yang jadi calon pemimpin, kampanye ala saya tentu bakal beda sama yang sudah-sudah. Ketimbang bayar artis, saya akustikan dan nyanyi sendiri sama teman-teman band lokal. Dana kampanye bikin kampung daur ulang. Sekalian juga lah bangun taman baca yang bukan sekadar dibangun tapi betul-betul berkelanjutan membawa manfaat yang luar biasa pada masyarakat kita. Kampanye saya nanti itu tentang pentingnya sekolah, pentingnya membuang sampah pada tempatnya, pentingnya hormat-menghormati. Duitnya dari mana? Nah, karena duitnya belum ada, saya belum bisa mencalonkan diri :p
Salam.

2 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Kapan mereka (yang punya duit seabreg buat kampanye) pada sepemahaman dengan postingan ini, ya? Banyak manfaat pastinyaa. (b)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaaaah kapan-kapan, Kak, ketika mereka sedang mabuk :p hahahaha.

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak