Hutang Buku



Bacalah, meski hanya satu kalimat.
 
Berapa buku yang saya baca di tahun 2013? Astaga! Selalu gagal mengikuti reading challenge di Goodreads. Challenge yang saya buat sendiri. Dari 25 buku yang ditargetkan, yang terbaca paling-paling hanya belasan buku *ngikik geli-geli* Bukunya sih tersedia, baik itu yang dibeli sendiri maupun hasil peminjaman dari teman-teman dan perpustakaan kampus (koleksi perpustakaan kampus komplit juga loh), tetapi waktunya yang selalu terganggu dengan segala macam pekerjaan, urusan ini itu, dan lain-lain. Jadi, saya pikir saya harus lebih tegas pada diri sendiri. Tahun 2014, tidak tanggung-tanggung saya menargetkan 50 buku untuk dibaca! Keterlaluan? Iya, tapi saya harus menargetkannya segitu.

Buku pertama yang saya tamatkan di tahun 2014 adalah "Labirin Rasa" oleh Ekka. Mulai membacanya sudah dari tahun 2013 tetapi belum selesai juga. Karena daftar buku bacaan semakin menumpuk, saya harus menamatkan satu per satu buku yang sudah saya buka sampul plastiknya itu huehuehue. Sedikit review untuk kalian, "Labirin Rasa" itu keren karena memadukan kisah cinta yang unik dan kisah jalan-jalan/traveling. Sekarang, sembari membuka lembar demi lembar "Muhammad Al Fatih" karya Ustadz Felix Siauw, saya melirik "Casual Vacancy" dari J.K. Rowling. Dan pilihan saya adalah menyelesaikan dulu "Casual Vacancy". Doakan saya ya!

Buku-buku lain yang menjadi 'hutang' saya saat ini ada buku kumpulan cerpen dari Djho Izmail, teman blogger, deretan bukunya Ustadz Felix Siauw, buku skripsi yang mengangkat tema soal abjad Ende-Lio (ini penting), dan beberapa buku yang tersimpan di lemari. Ya, semoga saya tidak kehilangan semangat membaca. Sekali lagi, doakan saya ya! :D

Bagi saya membaca buku adalah sebuah kewajiban. Bila saya bilang, "menulis adalah tempat pikiran dan jemari saling merangkul," maka membaca adalah tempat/ruang bagi saya mengapresiasikan tulisan orang lain. Bagaimana saya menyimpulkan cerita dari sebuah buku tentu berbeda dengan orang lain, bukan? Pendapat itu tidak pernah sama. Kalau pun sama, tidak selamanya sama dalam detail. Dan membaca membuka cakrawala berpikir saya (saya rasa Anda juga sependapat). Banyak hal baru yang kita temui setelah membaca : buku, artikel, majalah, bahkan komik. Sayangnya budaya membaca masih sangat minim di Kabupaten Ende (pelajar dan mahasiswa/i). Mereka harus dipacu untuk mau membaca meskipun sebulan cukup satu buku. Ya, membaca itu penting oleh karena itu budayakanlah!

So ... mari mulai membaca, SEKARANG JUGA!


Wassalam.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak