Di Lorong Sempit Itu...

Mereka menadah tangan
Wajah memelas pilu
Bibir meracau
Ada yang berucap, 'nanti diberkati'
Ada juga yang bilang, 'terlalu!'
Yang terlihat sakit punya harapan besar diberi
Yang sehat malah memanas-manasi
Si Bangka terseok-seok
Si Baya tertawa-tawa... mungkin menertawai?
Si Bocah mengejar bila tak diberi
Mengapa begini?
Ini kah potret bangsa ini?
Dengan cara apa pun, tak akan kuberi!
Kau, kau, kau, masih bisa mencari!
Cari! Cari! Cari!
[dari kumpulan pikiran tentang 'mereka' di sepanjang lorong menuju Makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat]


Sebagai masyarakat Indonesia yang baik *duileeee* saya tidak akan memberikan sepeser pun untuk yang meminta-minta begitu. Apalagi untuk ibu-ibu rumah tangga dan para bocah. What!? Ibu-ibu rumah tangga yang sehat dan bocah yang riang gembira itu 'melatih diri' untuk jadi peminta-minta?

"Ci, harusnya kan mereka manfaatin tempat ini untuk buka usaha apa gitu... jualan souvenir, buku, makanan khas, atau apa kek... bukan minta-minta."

Dalam perjalan pulang masih dikejar para bocah pula. Tapi dalam perjalanan pulang ini kami melewati sebuah dapur pengolah rengginang. Itu lho nasi kering yang digoreng itu (kemudian jadi camilan yang gurih, renyah, sedhap! :p). Wah, ini kan bagus? Biasanya rengginang ini dijual kepada para pengunjung Makam. Pengolah rengginang ini adalah salah satu contoh bahwa masih ada masyarakat Indonesia yang tidak suka terseret arus. Lebih baik bekerja ketimbang minta-minta seperti tetangganya.

Notis buat kita semua;
Siapa bilang jadi peminta-minta itu lebih enak dari pada bekerja? Masih mending bekerja, tau! Dengan bekerja, kita tau seberapa besar yang kita dapat. Ada capek, ada hasil. Seperti ada harga, ada mutu, itu lho. Sementara meminta-minta itu kan kayak orang berjudi (dilarang Agama pula berjudi pun!). Belum tentu minta ke 10 orang, dikasih semua. Bisa jadi malah nggak ada dari 10 orang itu memberi!

So... met jelang weekend semuanyaaaaa :)


Wassalam.

4 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. tapi kan..tapiii kalo dapat yg gratis kan lebih enak Mbak Tuteeeeh...apalagi kalo dikirimin Flip tuh sama panitia...minta yuk?

    #ngerusuhdiblog
    #sambungthreadmilis


    *ngakak*

    BalasHapus
  2. Lorong memang selalu sempit...
    [kalau jalan tol pastinya lebih luas, meski lebih macet]

    BalasHapus
  3. ahh suka dilema ngasih ke pengemis.
    pernah liat di lorong alun2x bandung mereka lagi make-up melumuri wajah dengan arang, biar keliatan lusuh.
    hari senin kemarin di satsiun, malah liat pengemis yang sedang tidak 'bekerja' berjalan dengan gagahnya sambil mengapit bawa tongkat..

    BalasHapus
  4. miris ya liat mereka yg hidup dengan mengandalkan belas kasih orang lain. *sigh*

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak