Lomba Mural Lagi

Hasil Mural yang dibikin oleh Christian Lamatokan saat Lomba Mural Tahun 2014 di dinding pagar Stadion Marilonga sebelum kemudian tahun 2017 Stadion Marilonga direnovasi total dan menghasilkan dinding baru yang bakal dilombakan lagi tahun 2019.


Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Itu kata Wikipedia. Bagi saya, mural adalah karya seni yang luar biasa mempesona. Tahun 2014 Dokar (Dosen dan Karyawan) Uniflor, sebuah organisasi intra kampus, pernah menyelenggarakan Lomba Mural yang pernah saya pos di Lomba Mural. Silahkan dibaca siapa tahu terpesona sama hasil muralnya hehe. Salah satu hasilnya saya kopas lagi dan bisa dilihat pada gambar di atas (awal pos).

Baca Juga: Arekune

Kenapa menampilkan gambar dari pos lama / kegiatan lama? Karena Lomba Mural Triwarna Soccer Festival 2019 baru dimulai hari ini, Senin 4 Maret 2019. Ya, betul, lomba ini merupakan salah satu mata acara dari rangkaian Triwarna Soccer Festival. Ada tiga acara besarnya yaitu pertandingan sepak bola yang memperebutkan Piala Bupati, Pameran dengan tema Bego Ga'i Night, dan Lomba Mural. Nanti saya bakal mengulas tentang Bego Ga'i Night ini. Yang jelas, sangat menarik. Oia, selain ditempatkan di Seksi Lomba Mural, saya juga diperbantukan di bagian Publikasi dan Dokumentasi terkhusus untuk Bego Ga'i Night dan Lomba Mural.


Awal diumumkan, Lomba Mural ini menerima pro dan kontra. Sejauh yang saya ingat, kontranya cuma dari satu akun Facebook. Yang lainnya mendukung. Saya sadari yang namanya lomba semacam ini, terutama yang berkaitan dengan publik, pasti ada pro dan kontranya bukan? Justru yang kontra ini menjadi semacam peringatan bagi penyelenggara untuk tahu seberapa jauh pendapat masyarakat tentang lomba semacam ini.

Peserta


Peserta Lomba Mural tahun 2019 adalah 15 (limabelas) peserta yang terdiri atas kelompok atau tim. Satu tim maksimal 5 (lima) orang dengan minimal batas usia 17 (tujuhbelas) tahun. Mengapa ada batasan usia? Untuk mengurangi ketimpangan hasil lomba nanti. Itu maksudnya. Meskipun didominasi dari Kabupaten Ende, pesertanya tidak hanya berasal dari Kabupaten Ende. Ada pula dari Kabupaten Sikka seperti PMI Kabupaten Sikka. 

Jumlah peserta ini jelas tidak dapat menutup 23 (duapuluh tiga) bidang dinding/tembok yang ada di pagar Stadion Marilonga. Tapi jangan kuatir, Komunitas Mural bakal membantu meletakkan karya mereka di bidang-bidang kosong yang ada.

Juri


Ada dua juri yang bakal menilai hasil Lomba Mural ini. Yang pertama Om Benny Laka yang dikenal sebagai seniman Kabupaten Ende. Nama besar Benny Laka tidak perlu diragukan lagi, kawan. Beliau itu semacam the one and only seniman segala lini. Yang kedua Om Johanes Konk dari Komunitas Mural Ende. Yang satu ini juga jangan ditanya lagi karya-karya muralnya ada di mana-mana. Seharusnya ada tiga juri, satunya Violin Kerong dari pihak panitia sekaligus seniman sketsa Ende. Tetapi musibah yang baru-baru ini menimpa keluarganya (rumahnya terbakar) menyebabkan beberapa bagian tubuhnya juga ikut terbakar, menyebabkan ia harus istirahat total.

Tema


Tema Lomba Mural berasal dari panitia yang bakal di-lot bersamaan dengan pemilihan bidang. Ini yang repot karena kami kekurangan personil (Viol) sehingga harus maksimal menentukan tema. Dibantu oleh Om Benny Laka, akhirnya kami memilih tema-tema besar seperti: rumah adat, tarian daerah, hasil bumi dan hasil laut, simbol adat, alat musik, tokoh, barang adat, hingga asesoris tradisional yang biasa dipakai kaum perempuan. Tema-tema besar itu menghasilkan tema kecil yang terdiri atas 15 (limabelas) tema sesuai jumlah peserta antara lain: burung gerugiwa sebagai hewan khas Danau Kelimutu, feko dan lamba sebagai alat musik tradisional, perempuan menenun sebagai aktivitas harian, Marilonga sebagai tokoh pahlawan lokal, hingga Gawi Eko Wawi dan Wanda Pa'u sebagai tarian khas Ende-Lio.

Waktu Pelaksanaan


Menulis ini seperti menyusun laporan koordinator ya hahaha. Mural dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dari tanggal 4 Maret 2019 s.d. 10 Maret 2019. Selama tujuh hari itu peserta diberikan waktu pukul 14.00 s.d. 18.00 Wita. Waktu yang cukup, menurut saya, karena dulu toh lomba ini diselenggarakan selama dua hari saja.


Lomba Mural sudah dimulai tadi siang, dibuka dan ditandai dengan tanda besar oleh Ketua Panitia Triwarna Soccer Festival Bapak Lori Gadi Djou. Saya bagian pegang ember cat saja ya haha.


Dan meskipun diberi waktu tujuh hari tadi sudah ada yang nampak gambaran besarnya:


Kami berharap para peserta dapat semaksimal mungkin berkarya dan berkreatifitas di bidang-bidang yang ada sesuai dengan tema yang telah dipilih/ditentukan. Ini bakal jadi salah satu ikon Kota Ende dari pintu masuk bagian Timur. Semoga! Demi Kabupaten Ende tercinta.

Menang dan kalah adalah perkara biasa dari sebuah perlombaan. Bukan begitu?

Begitu ... Hehe.


Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak