Parade Kebangsaan

Foto diambil dari sini ... Makasing Bang Tekno Bolang!


Menulis ini dibutuhkan ketahanan wajah super baja karena ditulis tidak update alias tepat waktu. Ihik!

Sudah lama sekali rasa kecewa saya pada buku-buku panduan pelajaran Sejarah sekolah dasar menguap. Kecewa karena pada masa sekolah dasar tidak ada satupun paragraf di dalam buku pelajaran Sejarah yang memuat tentang Kota Ende sebagai tempat benih-benih Pancasila ditemukan oleh Bung Karno pada masa pengasingannya (1934-1938). Mungkin karena orang sabar memang disayangi Tuhan ... sekarang ini tidak perlulah menunggu buku panduan pelajaran Sejarah memuat tentang keterkaitan antara Kota Ende dengan Pancasila karena sekali klik (coba bayangkan situ sedang online di internet :p) apapun kebutuhan kita tentang Kota Ende pasti tersaji indah, berurutan, dan membuat kita heran betapa cermatnya Google itu.

*menunggu sambitan cokelat*

Bung Karno, Presiden I Republik Indonesia, diasingkan di Kota Ende dikarenakan Belanda kuatir pergerakan beliau bakal bikin bangsa ini merdeka. Tapi toh pada akhirnya bangsa ini merdeka juga *itu sudah takdir*, kemudian bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dasar Negaranya adalah UUD Tahun 1945 dan Lambang Negaranya adalah Garuda Pancasila dimana pada tubuh sang Garuda memuat Pancasila; 5 sila yang menjadi tumpuan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Masa pengasingan Bung Karno di Kota Ende meninggalkan jejak yang lumayan banyak. Bukan, bukan jejak kaki di tanah *plak*. Pertama-tama sebut saja Situs Bung Karno yang terletak di Jalan Perwira. Rumah ini merupakan rumah tempat tinggal Bung Karno bersama keluarga dalam masa pengasingan. Berikutnya Taman Permenungan Bung Karno yang terletak di Jalan Soekarno. Taman ini merupakan aspek penting karena merupakan tempat Bung Karno 'menemukan' benih-benih Pancasila. Salah satu tempat bersejarah di Kota Ende terletak sangat dekat dengan rumah saya; namanya Gedung Imaculata. Di gedung inilah Bung Karno mementaskan naskah-naskah tonilnya.

Pada jaman kekinian, jejak-jejak Bung Karno tak hanya dapat dilihat lewat situs-situs tersebut di atas tetapi dapat pula disaksikan lewat suatu gelaran bernama Parade Kebangsaan (dulunya bernama Prosesi Kebangsaan). Menulis Parade Kebangsaan saya jadi ingat gelaran menjelang Hari Raya Paskah di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, yaitu Semana Santa. Keduanya sama-sama punya sub-kegiatan bernama prosesi laut. Bedanya kalau di Semana Santa prosesi lautnya adalah iring-iringan kapal/perahu motor yang membawa patung Tuan Meninu dari Pulau Adonara ke Pelabuhan Larantuka. Sedangkan proses lautnya Parade Kebangsaan adalah iring-iringan kapal/perahu motor yang membawa panitia dari Pulau Ende menuju Pelabuhan Bung Karno (dulunya bernama Pelabuhan Ende) sebagai pengingat dulunya Bung Karno memasuki Ende lewat jalur laut dan di pelabuhan yang sama. Panitianya itu keren loh ... ada yang jadi Bung Karno, Ibu Amsi, dan lain-lainnya.

Kita lanjutkan tentang Parade Kebangsaan ini.

Kapal/perahu motor yang tiba di Pelabuhan Bung Karno disambut oleh masyarakat (dan panitia yang mengaturnya) untuk kemudian dilaksanakannya prosesi daratnya. Prosesi darat merupakan pawai melintasi jalan-jalan menuju titik-titik tertentu sebagai tempat bersejarah selama Bung Karno berada di Kota Ende. Salah satu tempat yang wajib didatangi adalah Gedung Imaculata. Nah, di depan Gedung Imaculata biasanya dibangun tenda mini sebagai tempat pemberhentian sementara sebelum rombongan pawai melanjutkan perjalanannya.

Jadi, pada tanggal 1 Juni itu Kota Ende ramai?

Bukan 1 Juni :p huehue. Tepatnya tanggal 30 Mei 2016 kemarin Parade Kebangsaan kembali digelar di Kota Ende dengan perjalanan yang sama yaitu mengenang kedatangan Bung Karno di Kota Ende lewat jalur laut dimana KRI Untung Suropati turut ambil bagian berangkat dari Pulau Ende menuju Pelabuhan Bung Karno, lantas dilanjutkan dengan rombongan parade melewati jalur-jalur tertentu seperti Pelabuhan Bung Karno - Jalan Soekarno - Jalan Mahoni - Jalan Perwira - dan seterusnya, dan seterusnya. Saya hanya sempat melihat sekilas di depan KODIM ada sebuah panggung dan tenda mini juga ... banyak Bapak/Ibu berpakaian adat Pulau Sabu atau Pulau Alor begitu. Wah, keren-keren. Hanya karena siang hari ... kasihan juga dandanan wajah ibu-ibu kesambar sinar matahari. Huehuehue.

Yang jelas Parade Kebangsaan membawa nilai tambah bagi masyarakat Kota Ende. Ya itu tadi, kita kan kalau pegi-pegi nonton begitu pasti beli-beli Aqua (akan ada alasan kenapa saya selalu menulis begini :p) ... permen ... kacang :p huheuehue. Dalam pandangan paling sederhana pun masyarakat awam pasti tahu bahwa pendapatan masyarakat pada hari-hari ramai seperti itu pasti meningkat. 

By the way nampaknya saya harus lebih sering mengaktifkan gadget kalau sedang pegi-pegi supaya punya gambar sendiri :D
Soalnya kadang susah nih kalau sedang mengendarai kendaraan musti keluarin gadget trus jepret-jepret :D

Nantilah ...


Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak