Putera Puteri Matahari Dari Timur Negeri



Luis Thomas Ire, si "Low Profile"

Adalah Luis Thomas Ire, putra Ende tetapi berdarah Manggarai (I mean, dia tumbuh kembang di Kota Ende, hehehe), yang terkenal sangat jenius dalam berkarya di bidang musik. Sudah sangat lama saya mengenalnya, terlebih saya adalah murid Ayahnya yang guru bahasa Inggris itu, dan selalu salut maksimal atas karya-karyanya. Salah satu karya Uis, demikian ia disapa, saya gunakan sebagai backsound dalam film dokumenter "1 Mug Beras Untuk Rokatenda" yang diikutsertakan dalam #Linimassa3, dan film dokumenter "Tenun Ikat, Karya Jenius Dari Ende" yang diikutsertakan dalam Lomba film dokumenter tentang HKI yang diselenggarakan oleh Kementrian Hukum dan HAM. Sebenarnya saya juga menggunakan salah satu lagu Uis untuk backsound video pribadi hasil liputan pribadi "Ritual Pati Ka Ata Mata". Saat masih menetap di Kota Ende, Uis juga dikenal sebagai musisi keren yang maju bersama Voldemort Band.

Saat ini Uis menetap di Surabaya, dan terus berkarya. Apa yang paling membuat saya salut padanya adalah komitmennya untuk mengajak anak muda Ende maju bersama talentanya yang luar biasa dalam bermusik tersebut. Biasanya, ketika semakin tinggi seseorang berdiri di tangga (anggap saja begitu) maka semakin 'buat diri inti' alias semakin sombong, 'mentang-mentang', dan tidak mau menghargai karya orang lain. Tetapi Uis berkebalikan dari semua itu. Beberapa karyanya sebut saja lagu yang berjudul "Berpestalah Seluruh Alam" yang diciptakan Uis dan dinyanyikan oleh Mami Beyo...eh, maksudnya dinyanyikan oleh Oskar Kapa. Lagu lainnya dinyanyikan oleh Elison Naro berjudul "Debu di Bawah Matahari" dan kebetulan saya yang membuat video klipnya. Karena basic saya bukan video klip tetapi video dokumenter *tsah* (maha guru saya kan Mas Dhandy Laksono), jadi yaaa sederhana saja tetapi kami semua puas. Oh iya, selain itu Uis juga pandai mengaransemen kembali lagu-lagu favoritnya, dan menyanyikannya. Untuk tahu lebih banyak tentang Uis dan karya-karyanya silahkan meluncur ke Google dan Youtube, ketik LUIS THOMAS IRE. Pasti ketemu! Kalau tidak ketemu, berarti Google dan Youtube-nya kuno *digampar*

Putera Puteri Matahari Dari Timur Negeri

Proyek terbaru Uis adalah sebuah lagu berjudul "Putera Puteri Matahari Dari Timur Negeri". Lagu ini dinyanyikan oleh 32, ya TIGA PULUH DUA, penyanyi yang semuanya terkoneksi dengan Kota Ende. It's a wow! Bukan karena saya adalah salah satu yang turut bersuara dalam salah satu bait lirik, tetapi karena lagu ini selalu membuat saya merinding. Uis itu, menurut saya, jago sekali membuat saya merinding hehehe. 32 penyanyi tersebut 5-nya menetap di Surabaya dan sisanya menetap di Ende. Nah, bagaimana mungkin Uis membuat lagu tersebut dapat dinyanyikan oleh demikian banyak orang dengan domisili di dua kota berbeda? Jawabannya adalah TEKNOLOGI. Adalah Meky Sega, pemilik Mosalaki Studio di Ende, yang siap merekam suara para penyanyi di Kota Ende setelah minus one-nya dikirimkan oleh Uis. Jenius kan? Lagu yang telah setengah jadi itu kemudian dikirim kembali ke Surabaya untuk proses pengisian vokal 5 penyanyi di sana.

Bagian saya di sini hanyalah membantu membuat video klip. Bukan perkara mudah membuat video klip yang isinya 32 penyanyi. Bisakah kalian bayangkan bagaimana kami membagi waktu untuk semua penyanyi? Harus bisa! Hahaha karena kami sudah melakukannya. Dibantu oleh make up artist yaitu Oskar Kapa, dan komentator frontal yaitu Elison Naro, saya bekerja dengan riang gembira, taping satu set demi set di lokasi berbeda, bahkan ada yang di luar kota. You know, ketika kita melakukan sesuatu dengan ikhlas dan tanpa beban, kebahagiaan adalah sesuatu yang akan kita rengkuh (bagi orang lain, mungkin materi lah yang ingin mereka kejar ... sayangnya jika punya niat seperti itu, rejeki tambah menjauh). Setidaknya itulah yang saya rasakan selama 70% proses pembuatan video klip "Putera Puteri Matahari Dari Timur Negeri". Kami ingin orang tahu tentang Ende, juga tentang kami, bahwa kami tidak seperti anggapan orang-orang (meski tidak semua orang menganggap kami dalam kacamata negatif), bahwa kami dapat melakukan sesuatu yang baik karena kami bersatu (padu ... jadi ingat GERPADU). Hahaha. Entah apa jadinya saya tanpa Oskar dan Etchon. Jujur, saya tidak mungkin dapat berpikir sendiri melihat situasi dan kondisi, meskipun untuk urusan nge-draft dan konsep saya tinggal mengedip mata *mulai songong, terus dilempari botol minuman*

Saat ini saya sedang menunggu beberapa hal dari Uis untuk final editing, juga menunggu waktu dari dua penyanyi yang berdomisili di Ende untuk proses taping. Semoga menjadi baik ... segalanya. Amin.

Ya, itulah sebabnya akhir-akhir ini saya mendadak semacam 'hilang' dari timeline Twitter, atau saya menjadi semacam 'hiatus sementara' dari blog. Tidak, tidak, tidak, saya tidak menghilang, teman. Saya selalu ada. Saya selalu memantau. Saya selalu melakukan hal-hal yang menurut orang lain itu bukan saya hahaha. Tenang ... saya bukan tipe manusia yang mangkir pada fitrah saya sebagai seorang blogger, aktivis informasi (kata orang sih begitu), dan seorang tukang sampah di ranah maya *senyum polos* Buktinya saya masih mau mengabarkan pada teman-teman tentang proyek yang sedang kami garap bersama.

Demikian, teman. Mohon doanya demi kelancaran proyek video klip ini. Amin.

Apa yang saya lakukan hari ini, bukanlah tindakan mencari muka, bukan pula mimpi yang ketinggian. Bagi saya, ini bukan dosa ketika saya mau membantu teman-teman, karena ketika kita ingin maju, kita harus bersatu *padu, gerpadu* :D *tim sorak yang luar biasa kece*


Wassalam.

2 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak